TNews, OLAHRAGA – Menjelang Olimpiade 2021 Tokyo, atlet pelatnas PBSI akan menjalani program khusus gizi. Terutama atlet yang berat badannya dinilai masih kegemukan. Hal itu diungkapkan dokter gizi PBSI dr. Vetinly dan dr. Paulina Toding dalam bincang-bincang dengan pewarta terkait asupan gizi atlet di bulan Ramadan, Rabu (21/4/2021), secara virtual. Dalam penjelasannya, dr. Paulina mengungkapkan bahwa atlet yang memiliki berat badan berlebih akan dipanggil secara individu untuk dianalisis asupan makanannya. “Jadi seperti Praveen Jordan itu kami akan analisis soal makannya, apakah sudah benar atau belum, asupannya bagaimana. Nah, hasil dari analisa itu lah yang menjadi dasar kami buat program khusus untuk dia dan atlet lain yang kelihatan berat badannya berlebih,” kata dr. Paulina.
Sebab, lanjut Paulina, menurunkan berat badan atlet, termasuk di PBSI, dengan orang biasa itu berbeda dan susah-susah gampang. “Kalau orang biasa itu kalorinya kami defisitkan, tapi atlet dalam penurunan berat badannya itu bukan hanya massa lemaknya yang turun, tapi massa ototnya juga bisa hilang. Jadi harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai kita turunkan berat badan, massa otot yang kami inginkan ikut berkurang,” ujarnya. Bobot kegemukan Praveen sejatinya sudah tampak saat melakoni tiga kejuaraan di Thailand, Januari lalu.
Kondisi itu diakui langsung oleh asisten pelatih ganda campuran, Nova Widianto, ketika melakukan evaluasi menyeluruh penampilan atletnya. Nova menilai hal tersebut memang ikut berpengaruh pada perfoma Praveen namun bukan faktor utama. “Ya, pasti adalah (pengaruh) tapi kalau saya menilai Praveen itu istimewa. Dengan keadaan begitu selama mood dan pikirannya fokus maka untuk menang tidak terlalu ada masalah,” kata Nova beberapa waktu lalu. Kendati bukan faktor utama, namun PBSI berupaya meminimalisir kendala-kendala yang dihadapi atlet menuju multiajang olahraga yang dihelat di Tokyo, 23 Juli – 8 Agustus mendatang.
Sumber : detik.com