Beranda blog Halaman 2686

Berbaur Dengan Masyarakat, Iskandar Kamaru dan Deddy Abdul Hamid Salurkan BLT DD Tahap II

0

ADVERTORIAL, BOLSEL –  Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Hi Iskandar Kamaru Spt dan Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid, berbaur langsung dengan masyarakat untuk menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) tahap II, bagi masyarakat yang terdampak Covid-19, Rabu (24/06/2020).

Diketahui, Penyaluran BLT DD tersebut, menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni dengan menggunakan masker, menjaga jarak minimal satu meter.

Penyaluran BLT DD kali ini, dimulai di Kecamatan Pinolosian Tengah, setelah sebelumnya disalurkan di Kecamatan Tomini, Kecamatan Posigadan dan Kecamatan Bolaang Uki.

Menurut Bupati Bolsel, Hi Iskandar Kamaru Spt, penyaluran di Pinolosian tengah dimulai dari Desa Mataindo Utara, setelah itu Mataindo Induk, Desa Torosik, Desa Adow, Desa Adow Selatan dan dikahiri di Desa Deaga. “Dalam penyaluran Kami berbaur langsung dengan masyarakat, ini dilakukan untuk melihat langsung apakah BLT DD yang disalurkan tepat sasaran atau tidak,”ungkap Bupati.

Lanjut Bupati, BLT DD yang salurkan tersebut merupakan dana desa yang sudah masuk dalam APBDes, “Dimana telah dilakukan refocusing dan realokasi anggaran yang sebagian digunakan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, untuk jumlah anggaran yakni Rp. 600 ribu yang diserahkan per Kepala Keluarga,”tutur Bupati

“Terima kasih juga kami ucapkan kepada perangkat desa dalam hal ini serta BPD yang telah merealisasikan BLT DD, dimana ini merupakan petunjuk Presiden, Menteri dan pemerintah daerah,”Jelas Bupati

Terpisah, salah satu penerima bantuan dari Desa Torosik, Lihan Pobela mengucapkan, syukur dan terima kasih kepada Pemda Bolsel, yang sangat memperhatikan rakyatnya. “Kami sangat bersyukur mendapatkan bantuan ini, semoga apa yang kami terima ini selalu mendapat keberkahan dari Allah SWT,”tandasnya.

Turut hadir mendampingi Bupati dan Wakil Bupati, yakni sejumlah pejabat serta Korkab P3MD Bolsel Lucky Chandra Makalalag.

 

Gie

Ini Fitur-fitur Baru Dari iOS 14

0

TNews, SAINS TEKNO – Perhelatan Worldwide Developer Conference (WWDC) 2020 dimulai. Apple langsung mengenalkan iOS 14 di keynote, sejumlah fitur baru dibeberkan.

Cukup banyak pembaruan yang dihadirkan Apple pada sistem operasi ponselnya itu. Apa saja?

App Library

Apple Library secara otomatis mengatur aplikasi ke dalam grup dan daftar. Sehingga pengguna bisa mudah mengakses tanpa harus banyak menampilkannya di Home Screen

Widget

Apple mendesain ulang widget lebih menarik dan mudah diakses. Kini pengguna bisa menempatkannya di home screen dengan berbagai pilihan ukuran.

Picture in Picture

Dengan fitur ini pengguna iPhone tetap bisa memutar video sembari membuka aplikasi yang lain. Swipe ke sisi kiri atau kanan untuk menyembunyikan video namun tetap terdengar audionya.

Siri

Apple menghadirkan tampilan baru lebih compact dan dijanjikan 20x lebih cepat dari sebelumnya. Selain itu diberikan sejumlah fitur baru, salah satunya mengirim pesan audio.

Translate

Aplikasi baru yang dihadirkan Apple untuk membantu menterjemahkan percakapan dan dapat digunakan secara offline.

Messages

Dihadirkan fitur pin yang membuat pengguna dapat menempatkan percakapan penting di atas sehingga tidak tertimbun dengan chat lain.

Apple pun memberikan Memoji berdasarkan umur. Selain itu diperkenalkan Group yang makin memudahkan berkomunikasi

Maps

Apple memperkenalkan Guides yang memberikan panduan berbagai tempat dengan informasi terbaru. Selain itu ada fitur Cycling yang memberikan panduan jalur bersepeda dan EV Routing yang baru mobil listrik tempat pengisian daya.

CarPlay

Dihadirkan wallpaper sehingga lebih mempercantik penampilan. Dan kini bisa memfungsikan iPhone menjadi kunci mobil.

App Clips

Kini dihadirkan App Clips yang memungkinkan aplikasi yang digunakan saat digunakan. Diklaim ringan dan dan cepat.

App Clips bisa ditemukan dari web, pesan, peta, ketuk pada tag NFC atau pindai kode QR.

Jadwal Rilis

Apple sudah mulai menggelontorkan iOS 14 developer beta. Berlanjut bulan depan iOS 14 Public Beta sudah bisa dicicipi, namun versi finalnya baru akan dirilis pada September mendatang.

Sumber : Detik.com

Wisata Air Terjun Tersembunyi di Desa Pomoman

0
Keindahan air terjun di Desa Pomoman. (Foto: Imran Asiaw/TNews)

TNews, BOLMONG — Tak hanya menyimpan wisata pantai dan Sumber Daya Alam (SDM) berlimpah, Kabupeten Bolaang Mongondow (Bolmong) ternyata menyimpan potensi wisata Air Terjun tersembunyi di balik hutan dan tebing yang menjulang.

Air Terjun Pomoman namanya, itulah sebutan warga desa setempat. Dari sekian banyak potensi wisata alam yang seakan tak tersentuh oleh pemerintah ini dikarenakan lokasi yang sangat sulit dicapai serta banyak wisatawan belum mengetahuinya, satu diantaranya air terjun ini yang masih sangat alami dan terjaga kelestariannya.

Air Terjun Pomoman ini memiliki beberapa tingkatan, dikiri merupakan air terjun paling panjang sekitar 30-an meter. Sementara dikanan memiliki 3 tingkatan. Desa ini memang terpencil dan jauh dari keramaian kota.

Udara sekitar yang masih asri dan memiliki air jernih serta udara segar sayang jika dilewatkan. Apalagi bagi anda yang hobi mengabadikan foto bisa mengunjungi tempat ini.

Letak air terjun ini berada di Desa Pomoman, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara (Sulut).

Untuk bisa menikmati deburan airnya anda harus membutuhkan perjuangan ekstra. Pasalnya, jarak yang ditempuh mencapai 13 Kilometer terhitung dari titik nol Desa Mondatong, tepatnya di Jalan Amurang Kotamobagu Doloduo (AKD).

Sebenarnya air terjun ini cukup dekat, namun medan yang sulit serta harus melewati 8 anak sungai menjadi tantangan tersendiri.

Selain itu, untuk melewati jalur ini harus menggunakan kendaraan yang telah dimodifikasi khusus di jalan ekstrim. Rambo namanya, itulah moda tranportasi andalan warga desa, jalan yang berliku dan menanjak juga bebatuan dan jurang yang terjal harus hati-hati jika melewati jalan ini.

Belum sampai disitu, sesampainya di Desa Pomoman, masih harus melewati jalur ektrim hingga mencapai kemiringan 80 derajat agar bisa menikmati indahnya pemandangan dan gemercik air yang jatuh dari bebatuan.

Memang, air terjun ini hanya berada di belakang kampung, sekitar 100 meter saja sudah sampai. Namun jalan menuju lokasinya mebutuhkan waktu sekitar 30 menit, jalan yang curam dan licin tentunya bisa membahanyakan nyawa pengunjung jika tidak berhati-hati.

Anda seakan terhipnotis ketika sampai dilokasi ini, air terjun ini juga membentuk sebuah kolam alami dengan kedalaman sekitar 4 meter. Di kolam ini, anda bisa mandi berenang atau hanya duduk dibebatuan dan mencelupkan kaki ke air. Rasanya dahaga hilang seketika dengan perjalanan panjang yang dilalui terbayar dengan keindahannya.

Pemandangan alam sekitar yang dikelilingi dengan hutan belantara yang masih alami juga menjadi nilai tambah untuk Air Terjun Pomoman ini. Banyak ditemui pepohonan, serta tumbuhan hijau sehingga sangat sedap untuk dipandang.

Memang tempat ini sangat cocok dikunjungi . Pemandangan alam sekitar juga masih sangat asri. Kicauan burung yang hinggap diranting pepohonan seolah menjadi teman setia.

Salah satu warga desa mengatakan, tempat yang masih alami ini butuh sentuhan pemerintah untuk dapat meningkatkan pendapatan daerah dengan potensi wiasata yang ada.

“Di sini ada banyak potensi wisata, selain air terjun ada juga air putih dan air panas. Yang utama itu harus jalan dulu. Kalau akses jalan sudah bagus pasti banyak yang berkunjung supaya desa kami kedepan ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah,” kata Hengky, Selasa (23/06/2020), satu diantara warga yang diwawancarai TNews.

Sekadar diketahui, dikutip dari http://pomoman.sideka.id/profil/sejarah/ Kabupaten Bolaang Mongondow, sejarah Desa Pomoman. Dahulu kala, desa ini hanyalah sebuah lokasi perkebunan masyarakat Bulud, semenjak ada kejadian bencana alam yang terjadi Longsor di Rerer dan Banjir di Tondano, departemen social membebaskan resettlement utuk dijadikan lokasi pemukiman BKBA atau Bantuan Keluarga Bencana Alam).

Kemudian pada saat KBA (Rerer) dating ke lokasi untuk memeriksa, mereka menolak pemukiman ini untuk ditinggali. Pada tanggal 24 maret 1983 merupakan awal masuknya pemukiman di desa Pomoman yang sebelumnya disebut dengan nama “Pomomaan” artnya tempat persinggahan/istirahat para petani untuk makan. Kemudian diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dengan ejaan terbaru kemudian menjadi “Pomoman”.

Sebelum menjadi desa definitif jumlah pemukim sebanyak 195 kepala keluarga, 195 kepala keluarga ini berasal dari beberapa tempat yaitu; Roong, Talour, Kiniar, Sisipan, Bulud dan Poigar. Fret Tampi ditunjuk pemerintah sebagai Koordinator pertama, Koordinator kedua Wahid Mokoginta, Koordinator ketiga Joutje Kawet, Koordinator ke empat Joutje Kasakean.

Desa Pomoman diresmikan sebagai desa definitive dengan No. Kode 71-02.15.2008 pada tanggal 25 Maret 1994 berdasarkan SK Gubernur KDH. TKT.I Sulawesi Utara No.411 tahun 1993 tanggal 30 Desember 1993 yang di tandatangani Gubernur Sulut C.J. Rantung. Kepala Desa (Sangadi) pertama Desa Pomoman adalah Joutje Kasakean.

Penulis : Imran Asiaw

10 Daerah yang Paling Banyak Terjadi Korupsi

0

TNews, JAKARTA – Ketua KPK Firli Bahuri mengungkap sepuluh wilayah atau daerah yang paling banyak terjadi kasus korupsi sepanjang 2004-2019. Firli menyebut kasus korupsi paling banyak terjadi di pemerintah pusat sebanyak 359 kasus.

“Kita lihat daerah-daerah mana saja yang yang paling banyak korupsinya kabupaten kota. supaya kita bisa lihat daerah mana saja yang sering rentan terjadi korupsi,” kata Firli dalam acara diskusi daring yang diikuti seluruh gubernur se-Indonesia yang disiarkan YouTube KPK RI, Rabu (24/6/2020).

Firli kemudian memaparkan sepuluh wilayah atau daerah yang paling banyak terjadi korupsi sepanjang 2004-2019. Berikut ini data 10 wilayah atau daerah tersebut:

– Pemerintah Pusat sebanyak 359 kasus;
– Jawa Barat sebanyak 101 kasus;
– Jawa Timur sebanyak 85 kasus;
– Sumatera Utara sebanyak 64 kasus;
– DKI Jakarta sebanyak 61 kasus;
– Riau dan Kepulauan Riau sebanyak 51 kasus;
– Jawa Tengah sebanyak 49 kasus
– Lampung sebanyak 30 kasus;
– Banten sebanyak 24 kasus;
– Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Bengkulu, Papua sebanyak 22 kasus.

 

Sumber: Detik.com

Pelaporan Pencegahan Stunting dan Covid-19 Kotamobagu Dimaksimalkan

0

TNews, KOTAMOBAGU – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kotamobagu mengelar pelatihan penggunaan aplikasi pelaporan covid 19 dan stunting di desa, yang dilaksanakan di ruang rapat Kantor Dinas PMD dengan menghadirkan tenaga ahli dari PM3D.  Selasa (23/6/2020).

Pelaksanaan kegiatan digelar selama dua hari, di hari pertama adalah pelatihan pelaporan covid 19 menggunakan aplikasi desa melawan covid (eDMC) yang pesertanya dari Perangkat Desa dan hari kedua digelar pelaporan dan pencegahan stunting menggunakan aplikasi human development worker (eHDW) pesertanya dari Kader Pembanguanan Manusia.

Kepala Dinas PMD, Usmar Mamonto, mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan merupakan tindak lanjut dari pelatihan penanganan covid 19 yang sempat diikuti oleh Kepala Bidang dan Pendamping Desa.

“Sesudah itu direalisasikan oleh pemegang aplikasi desa,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan ini agar perangkat desa bisa melakukan pelaporan penanganan covid 19, sehingga data di desa bisa terupdate dan bisa diketahui oleh Kementerian Desa.

“Melalui aplikasi ini semuanya bisa diinput termasuk penggunaan Dana Desa, Padat Karya Tunai, serta perkembangan covid 19 di Desa,” pungkasnya.

 

Neno Karlina

 

Perangkat Desa se-Kotamobagu Diajar Penggunaan e-DMC

0

TNews, KOTAMOBAGU – Seluruh perangkat Desa se Kota Kotamobagu mulai mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi Desa Melawan Covid (e-DMC). Pelatihan tersebut dilaksanakan di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Selasa (23/06/2020) kemarin.

Kepala DPMD Kotamobagu Usmar Mamonto mengatakan, pelatihan itu dilaksanakan dalam dua tahap, dimana tahap pertama pelatihan penggunaan e-DMC dan tahap kedua pelatihan pelaporan dan pencegahan stunting menggunakan aplikasi human development worker (eHDW) pesertanya dari Kader Pembanguanan Manusia.

Kepala Dinas PMD, Usmar Mamonto mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan bertujuan agar perangkat desa bisa melakukan pelaporan penanganan covid 19, sehingga data di desa bisa terupdate dan bisa diketahui oleh Kementerian Desa.

“Melalui aplikasi ini semuanya bisa diinput termasuk penggunaan Dana Desa, Padat Karya Tunai, serta perkembangan covid 19 di Desa,” jelasnya

Kata Usmar, pelatihan ini juga merupakan tindak lanjut dari pelatihan penanganan covid 19 yang sempat diikuti oleh Kepala Bidang dan Pendamping Desa.

“Sesudah itu direalisasikan oleh pemegang aplikasi desa,” pungkasnya.

 

Neno Karlina

Sebelum Dibuka, Kemendikbud Minta Kesiapan Sekolah Dicek

0

TNews, PENDIDIKAN – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta masing-masing sekolah di zona hijau untuk memeriksa serta melengkapi kesiapannya secara mandiri sebelum dibuka kembali di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Kesiapan itu meliputi fasilitas kesehatan mulai dari toilet, wastafel, sabun cuci tangan, hingga penyemprotan disinfektan secara rutin. Syarat protokol kesehatan seperti pengecekan suhu juga termasuk di antaranya.

“Jadi zona hijau itu salah satu kriteria, kriteria yang lain, masing-masing [sekolah] harus mengecek sendiri. Jadi butir-butir yang ada di dalam daftar periksa atau checklist itu sudah dipenuhi atau belum,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na’im melalui sambungan telepon dengan CNNIndonesia TV, Selasa (16/6).Setelah itu, sekolah mengisi data tentang kesiapan yang bisa dilakukan ke dalam data pokok pendidikan (dapodik). Dapodik itu bisa diakses oleh pemerintah daerah.Nantinya, pemerintah daerah memiliki andil dalam memberikan saran terkait layak atau tidaknya sekolah hingga proses sekolah kembali dibuka.

Syarat lain pembukaan sekolah di zona hijau harus disetujui oleh Pemda dan komite satuan pendidikan. Na’im turut menekankan seluruh evaluasi dan monitoring sekolah zona hijau merupakan kewenangan Pemda, pihaknya sejauh ini hanya memberikan kebijakan.

“Jadi pembagian pusat daerah itu pendidikan level dasar menengah kewenangan daerah, kemudian yang di pusat sebenarnya hanya Perguruan Tinggi, dan untuk pendidikan dasar menengah pusat hanya memberikan kebijakan,” tuturnya.

Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengatakan masih ada sebagian sekolah yang tidak memiliki anggaran untuk agar bisa menerapkan protokol kesehatan.

Satriwan merujuk pada survei yang dilakukan FSGI terhadap 1.656 responden di 34 provinsi dan 245 kota serta kabupaten. Responden terdiri dari guru, kepala sekolah dan manajemen sekolah.

Survei dilakukan terhadap responden yang mayoritas mengajar di sekolah pada zona hijau. Rinciannya 42,9 persen responden di zona hijau, 33,7 persen di zona merah, 20,8 persen di zona kuning dan 2,6 persen di zona oranye.

Dari survei tersebut, FSGI menemukan 53,4 persen responden mengaku kesiapan sarana, prasarana dan infrastruktur sekolah merupakan beban paling berat jika kembali dibuka. Berdasarkan syarat dan persiapan yang harus penuhi, survei FSGI menemukan 55,1 persen responden mengaku sekolahnya belum bisa memenuhi persyaratan jika dibuka kembali.

“Artinya mayoritas sekolah di Indonesia, termasuk di zona hijau sesungguhnya belum siap dalam menghadapi kenormalan baru jika sekolahnya dibuka kembali,” ujarnya melalui konferensi video, Selasa (16/6).

Oleh karena itu, Satriawan mengaku keputusan Kemendikbud untuk kembali membuka sekolah di zona hijau dapat melahirkan persoalan baru. Persoalan tersebut meliputi kurangnya kesiapan anggaran pemenuhan fasilitas sesuai protokol kesehatan hingga buru-buru terkejar waktu untuk merampungkannya.

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan secara langsung pada pertengahan Juli mendatang. Keputusan ini disampaikan Nadiem dengan sejumlah syarat yang harus dilakukan sekolah dan daerah.

Terkait pemenuhan fasilitas, Nadiem belum menyinggung ada penambahan besaran dana bantuan operasional sekolah (BOS) maupun alokasi anggaran khusus untuk protokol kesehatan. Ia hanya menekankan dana BOS bisa digunakan untuk mendukung protokol kesehatan, pembelajaran jarak jauh, maupun honor guru.

Sumber : Cnnindonesia.com

Perawat Ini Meninggal Usai Melahirkan, Bayi Juga Positif Corona

0

TNews, SURABAYA – Perawat RS Gotong Royong Surabaya, Vivitra Wallada meninggal dunia positif COVID-19. Sebelum meninggal pukul 03.35 WIB, perawat tersebut telah melahirkan bayi laki-laki.

“Tanggal 22 Juni jam 3 pagi dilahirkan secara caesar. Sedangkan ibunya atau perawat yang dimaksud meninggal dunia dinihari tadi,” kata Ketua PPNI Jatim, Prof Nursalam kepada detikcom saat dikonfirmasi, Rabu (24/6/2020).

Sementara usai dilahirkan, bayinya laki-laki tersebut dalam keadaan positif COVID-19. Saat ini masih dirawat di NICU RSAL dr Ramelan.

“Bayinya laki-laki dan keadaan positif COVID-19. Saat ini masih dirawat di NICU RSAL. Tanggal 22 Juni jam 3 pagi dilahirkan secara caesar,” jelasnya.

Nursalam menjelaskan kronologi bagaimana perawat berusia 26 tahun tersebut meninggal dunia. Awalnya, perawat tersebut sempat dirapid test namun hasilnya non-reaktif.

“Kronologi pasien dirapid pertama tanggal 15 juni 2020, hasil rapid non reaktif. Pasien tetap merasa demam dan trombosit menurun. Karena masih demam, pasien akhinrya dirapid ulang dan difoto thorax dan hasilnya reaktif,” jelas Nursalam.

Kemudian, lanjut Nursalam, setelah hasil thorax keluar menunjukkan bahwa pneumonia di paru-paru perawat tersebut. Sehingga disarankan untuk opname.

“Opname tanggal 18 Juni 2020 dan tanggal 20 Juni jam dirujuk ke RSAL Surabaya karena pasien sesak karena dalam kondisi hamil 8 bulan,” ujarnya.

 

Sumber: Detik.com

Pria Ini Nikahi Wanita 59 Tahun, Dulu Panggil Sang Istri Bibi

0

TNews, JAKARTA – Pernikahan dengan jarak usia sangat jauh terkadang sulit mendapat restu dan kerap diragukan kelanggengannya. Namun pasangan berbeda usia 33 tahun ini berhasil membuktikan bahwa anggapan itu salah.

Li Yucheng baru berusia 26 tahun saat memutuskan menikah dengan wanita yang berusia 33 tahun lebih tua darinya yaitu Ma Yuqin. Ma Yuqin yang berusia 59 tahun adalah teman ayah Li. Mereka semua tinggal di desa yang sama di Liaoning, China.

Saat usianya delapan tahun, Li kerap menonton Ma Yuqin tampil menyanyi dan menari. Dia pun sudah mengagumi wanita yang saat itu berusia jauh lebih tua darinya. Dia bahkan memanggil Ma Yuqin dengan sebutan ‘bibi Ma’.

Seiring perjalanan waktu dan bertambahnya usia, kekaguman Li pada Ma Yuqin berubah menjadi perasaan cinta. Ma sendiri kehilangan suaminya yang meninggal dunia di saat pernikahan mereka berjalan 10 tahun.

Setelah suami Ma Yuqin meninggal, Li melamar wanita yang berusia jauh lebih tua darinya itu. Keinginannya menikahi Ma ini sempat mendapat halangan dari ayah dan ibunya. Begitu juga anak-anak Ma, melarang ibu mereka menikah dengan Li.

Pada akhirnya Li memutuskan meninggalkan rumah demi memperjuangkan cintanya dengan Ma Yuqin. Seperti dikutip Eva.vn dari QQ, keduanya pada akhirnya bisa menikah setelah memulai hidup baru di desa yang lain. Ketika itu usia Ma 59 tahun dan Li 26 tahun.

Kini 24 tahun sudah usia pernikahan Ma Yuqin dan Li Yucheng. Kisah pernikahan mereka kerap diangkat media China. Banyak netizen penasaran dengan kehidupan pernikahan mereka. Ada yang sampai bertanya mengenai hal pribadi seperti apakah Li bisa menikmati hubungan seks dengan Ma. Tak sedikit juga netizen yang memberikan komentar nyinyir dengan menyebut Li hanya memanfaatkan Ma.

“Aku tidak merasa dia memanfaatkanku, kami menjalani hidup kami. Benar ada cinta sejati di dunia ini,” kata Ma.

Ma mengatakan seperti pasangan menikah lainnya, pernikahan mereka yang sudah bertahan selama 24 tahun juga kerap dilanda konflik. Bahkan Li pernah ingin menceraikan Ma. Namun segala naik-turun dalam pernikahan itu berhasil mereka lalui. Kini Li berjanji akan menjaga Ma selamanya.

 

 

Sumber: Detik.com

“Rambo” Alat Transportasi Andalan Warga Desa Pomoman

0
Hengky Paendong salah satu sopir Rambo di Desa Pomoman. (Foto: Imran Asiaw/TNews)

TNews, BOLMONG – “Rambo” begitulah orang desa biasa menyebutnya. Ditengah majunya alat transportasi darat maupun udara, rambo tetap menjadi alat transportasi andalan sebagian warga di Desa Pomoman, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).

Tak bisa dipungkiri, Desa Pomoman memang masih terisolir serta salah satu desa terpencil yang jauh dari riuk-pikuk keramaian kota.

Untuk menuju desa yang satu ini, harus menggunakan rambo, rambo merupakan mobil buatan Jepang jenis Toyota Hartop yang telah dimodifikasi khusus.

Hengky Pandeong (50), salah satu sopir rambo yang telah menekuni profesinya sebagai joki sejak tahun 90-an silam.

Dia tak sendiri, ada tiga sesama rekannya yang menekuni profesi itu.

Mereka merupakan penyambung hidup warga untuk mengangkut berbagai bahan logistik maupun kebutuhan sekitar 300-an penduduk desa.

Tak hanya logistik yang diangkut menuju desa, selain mengangkut manusia, dirinya juga mengakut hasil kebun warga, seperti kopra, cengkih maupun jagung.

Hengky, adalah salah satu warga Desa Nanasi Timur, Kecamatan Poigar. Sejak menekuni profesi itu, dia sudah lama bermukim di Desa Pomoman.

Sekali turun, Hengky bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Pasalnya, sekali mengangkut, tarif yang dipatok Rp. 500.000.

“Tarifnya sudah begitu. Sama, manusia maupun hasil kebun harganya tetap Rp. 500.000 walau beratnya beda. Kalau manusia bisa sampai delapan orang. Sedangkan tiap panen kopra diangkut itu bisa sampai 17 karung dengan berat rata-rata per karung 70 Kg. Sementara untuk jagung bisa sampai 30 karung sekali angkut,” katanya, Selasa (23/06/2020).

Wajar saja, keuntungannya sampai jutaan. Sebab, untuk bisa menuju desa ini, harus menempuh perjalan hingga lebih dari satu jam.

Akses jalan sendiri harus melalui 8 anak sungai, sangat berbahaya jika cuaca tidak bersahabat.

Dimulai dari titik nol perjalanan, tepatnya di Desa Mondatong, yang berbatasan langsung dengan Minahasa Selatan (Minsel) juga harus menempuh jarak 13 Kilometer.

Begitulah yang saya rasakan, saat bersama tim Dinas Pendidikan Bolmomg meninjau sekolah di desa terpencil ini.

Dari tempat tinggal saya di Kota Kotamobagu, menuju Desa ini pastinya sangat melelahkan, perut harus terisi penuh. Belum juga diperjalan nanti harus melalui jalan bebatuan dan menanjak.

Jalan menuju desa ini sangat ekstrim, di bagian kiri jalan merupakan gunung, sedangkan di bagian kanan adalah jurang yang terjal.

Harus ekstra hati-hati, lengah sedikit saja nyawa taruhannya.

Namun tidak bagi Hengky, demi menghidupi keluarganya, dirinya harus mengais rejeki bersama kuda besi kesayangannya.

“Kalau dulu ke desa ini bisa sampai 3 jam. Kerena jalan masih sangat berbahaya. Ini juga keuntungan warga dengan anggaran Dana Desa, perlahan jalan mulai diperbaiki, jadi kedaraan roda 2 pun sudah bisa masuk,” ungkapnya.

Dikutip dari http://pomoman.sideka.id/profil/sejarah/ Kabupaten Bolaang Mongondow, sejarah Desa Pomoman. Dahulu kala, desa ini hanyalah sebuah lokasi perkebunan masyarakat Bulud, semenjak ada kejadian bencana alam yang terjadi Longsor di Rerer dan Banjir di Tondano, departemen social membebaskan resettlement utuk dijadikan lokasi pemukiman BKBA atau Bantuan Keluarga Bencana Alam).

Kemudian pada saat KBA (Rerer) dating ke lokasi untuk memeriksa, mereka menolak pemukiman ini untuk ditinggali. Pada tanggal 24 maret 1983 merupakan awal masuknya pemukiman di desa Pomoman yang sebelumnya disebut dengan nama “Pomomaan” artnya tempat persinggahan/istirahat para petani untuk makan. Kemudian diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dengan ejaan terbaru kemudian menjadi “Pomoman”.

Sebelum menjadi desa definitf jumlah pemukim sebanyak 195 kepala keluarga, 195 kepala keluarga ini berasal dari beberapa tempat yaitu; Roong, Talour, Kiniar, Sisipan, Bulud dan Poigar. Fret Tampi ditunjuk pemerintah sebagai Koordinator pertama, Koordinator kedua Wahid Mokoginta, Koordinator ketiga Joutje Kawet, Koordinator ke empat Joutje Kasakean.

Desa Pomoman diresmikan sebagai desa definitive dengan No. Kode 71-02.15.2008 pada tanggal 25 Maret 1994 berdasarkan SK Gubernur KDH. TKT.I Sulawesi Utara No.411 tahun 1993 tanggal 30 Desember 1993 yang di tandatangani Gubernur Sulut C.J. Rantung. Kepala Desa (Sangadi) pertama Desa Pomoman adalah Joutje Kasakean.

Desa Pomoman juga memiliki Ekowisata yang sangat indah terdiri dari air terjun, air panas serta air putih.

 

Penulis : Imran Asiaw

 

BERITA TERBARU