Beranda blog Halaman 2927

Tepis Isu yang Berkembang, Dirut RSUD Kotamobagu Tegaskan Pemulangan Pasien Covid-19 Sesuai Prosedur

0

TNews, KOTAMOBAGU – Menyusul sembuhnya beberapa pasien covid-19 di Kotamobagu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pobundayan, sebagai rumah sakit rujukan telah menjalankan ketentuan sebagaimana prosedur yang ada. Hal ini dikatakan, Direktur RSUD Pobundayan, dr Eka Budiyanti, Rabu malam, (03/06/2020).

“Prosedur awal pengumuman terkait pasien Covid-19 adalah diumumkan secara nasional, kemudian disusul provinsi. Setelah itu baru kami dari kabupaten dan kota mengumumkannya. Itu juga berlaku bagi pasien yang sembuh,” ungkapnya.

Untuk proses pemulangan pasien covid-1, akan kami lakukan setelah ada petunjuk dari provinsi bahwa hasil swab pasien sudah 2 kali dinyatakan negative berturut-turut.

“Maka kami baru bisa memulangkan yang bersangkutan,” terangnya.

dr Eka juga menegaskan bahwa tidak pernah memberi pernyataan mengenai hasil swab kepada para pegawai RSUD atau pihak manapun jika belum ada hasil resmi dari Provinsi.

“Data yang dikeluarkan provinsi saat konfrensi pers, ada 2 orang yang dinyatakan sembuh dan data yang dikirimkan ke RSUD Kotamobagu juga 2 pasien yang sembuh,” jelasnya.

“Namun yang diumumkan provinsi adalah pasien umur 30-an dan 44 tahun, tapi yang dikirimkan data ke kami (Pihak RSUD) adalah pasien yang sama-sama umur 30an tahun. Untuk umur 40an belum terkonfirmasi
sembuh,” imbuhnya.

Dari situlah, Pihak RSUD kemudian melakukan konfirmasi ke propinsi, “apakah data yang diumumkan provinsi sesuai data yang diterima kami dalam bentuk hasil swab pasien. Ternyata mereka (dari provinsi)

menerangkan jika ikut hasil lab yang dikirimkan ke RSUD Kotamobagu,” jelasnya.

Atas dasar itu, akhirnya pihak RSUD Kotamobagu memulangkan 2 pasien yang berumur 30-an tersebut pada Senin (01/06/2020) siang, sesuai hasil laboratorium yang diterima.

Setelah memulangkan 2 pasien tersebut, RSUD Kotamobagu kembali berkoordinasi dengan tim gugus tugas Provinsi, terkait satu pasien yang telah diumumkan sembuh, yakni pasien yang berusia 44 tahun.

“Kami minta data hasil laboratorium pasien yang berumur 44 tahun tersebut. Dan akhirnya kami menerima hasil swab sekitar pukul 20.00, Senin (01/06/2020) malam.

Maka dari itu, pasien tersebut dipulangkan malam. Pihak keluarga meminta untuk menjemput yang bersangkutan dan kami mempersilahkan karena hasil swab telah menyatakan bahwa yang bersangkutan negative saat swab ke-3 dan 4,” ungkap dr Eka sambil menegaskan jika kepulangan pasien tersebut tidak ada tekanan dari
pihak manapun seperti yang berkembang di medsos.

“Kami pulangkan karena memang prosedurnya seperti itu. Jika hasil swab 2 kali negative maka baru bisa dipulangkan,” pungkasnya.

Neno Karlina

 

Bupati Minut Terima Bantuan 12 Ton Beras dari PT MPRD Likupang

0

TNews, Minut – PT. Minahasa Permai Resort Development (MPRD) KEK Likupang menyerahkan bantuan beras sebanyak 12 Ton, dan diterima langsung Bupati Minut DR. (H.C) Vonnie Anneke Panambunan, STh (VAP) di Airmadidi, Kamis (04/06/2020).

Menurut I Putu Anom GM Hotel Peninsula perwakilan PT. MPRD Likupang, bantuan ini adalah kepedulian perusahaan kepada masyarakat Minut yang saat ini terdampak dengan pandemi Covid-19 dan merupakan bantuan tahap pertama, sebab aka nada penambahan bantuan tahap selanjutnya

“Semoga kiranya bantuan ini bisa digunakan, sehingga dapat meringankan beban masyarakat Minahasa Utara dan kami menyerahkan sepenuhnya penyaluran kepada pemkab Minut dalam hal ini ibu bupati,” ujar Putu.

Bupati VAP yang menerima langsung bantuan beras mengatakan, dengan bantuan beras ini, tentu sudah mengurangi beban pemerintah dan masyarakat Minut. Bantuan ini akan disebar kepada warga yang nbear-benar membutuhkan. Mewakili Pemkab dan rakyat Minut, selaku bupati menyampaikan syukur dan terima kasih atas bantuan dari PT MPRD Likupang. ‘’ Terima kasih kepada PT. MPRD yang saat ini sedang melakukan pengembangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, atas bantuan beras yang sudah kami terima dan akan disalurkan kepada masyarakat,’’ kata VAP. (PCV)

Atta Halilintar Tawar Harga Murah Rumah Anang, Ini Kata Raffi Ahmad

0

TNews, SELEB – Anang Hermansyah dan Ashanty sepakat menjual rumah mewah yang mereka tempati di kawasan Cinere, Depok. Mereka sekeluarga juga sudah berencana untuk pindah ke rumah baru.

Menurut Ashanty, rumah mereka dijual di harga 40 Miliar. Rumah tersebut juga kabarnya sudah dilirik oleh YouTuber Atta Halilintar. Atta menawar dengan harga 20 miliar.

Mengetahui hal tersebut, Raffi Ahmad dalam video bertajuk RAFFI PENASARAN KENAPA ANANG MAU JUAL RUMAH 30 MILIAR!! ADA MASALAH APA SEBENERNYA??!! yang diunggah ke kanal YouTube Rans Entertainment, ikutan menawar dengan harga murah seperti Atta.

Ashanty pun menolak. Ia mengaku bila dijual dengan harga 20 miliar pasti sudah banyak yang berminat. Anang kemudian mengajak Raffi berkeliling rumah mewah tersebut, mulai dari lantai atas hingga ke bawah.

Rumah itu memiliki 9 kamar, dan juga sebuah studio. Raffi juga diajak melihat ke setiap sudut rumah hingga ke kolam renang.

Saat Raffi dan Anang ngobrol di dapur, Atta muncul, ditemani Aurel.

“Katanya ada yang tawar-tawar rumah ini ya,” ujar Atta.

“Iya, karena lo enggak serius,” timpal Anang.

Mendengar itu Raffi pun langsung nyeletuk. Ia menyebut Atta malu-maluin karena menawar rumah Anang dengan harga murah.

“Lo malu-maluin, nawar Rp 20 miliar ke calon mertua sendiri. Gila lo, enggak tahu malu,” kata Raffi sambil geleng-geleng kepala.

Atta Halilintar kemudian mencoba membela diri. Ia juga bertanya ke Raffi harga yang ditawar Raffi ke Anang.

“Emang Aa nawar berapa?” tanya Atta.

“Ini rumah buka (harga) Rp 40 miliar, tadi ke gue udah turun Rp 35 miliar. Gue tawar Rp 30 miliar tapi gue juga masih mikir-mikir,” beber Raffi.

Atta pun langsung menimpali kembali omongan Raffi saat tau bapak satu anak itu masih mikir-mikir membeli rumah Anang.

“Tenang, setahu saya, Aa Raffi kalau tawar Rp 30 miliar belum tentu dibeli,” kata Atta.

“Bunda (Ashanty), lihat deh di YouTube A Raffi, dimana-mana, nawar rumah orang, nawar mobil orang. Nawar doang, kagak dibeli. Buat apa? Kalau gue nawar beneran,” tambah Atta.

Raffi pun mengaku bila ia membeli sesuatu dengan harga murah lalu ia jual kembali itu adalah hal yang wajar.

“Kalau gue beli beneran, untuk gue cuanin lagi, wajar dong?” ujar Raffi.

Atta Halilintar kemudian mengajak Raffi berdiskusi dengan serius soal harga jual rumah Anang. Bila memang Raffi serius, Atta Halilintar bersedia untuk mundur.

“Kalau gue nawar segitu, ya gue beli,” pungkas Atta.

Mendengar perdebatan yang tak kunjung selesai, akhirnya Ashanty meminta mereka untuk serius. Bila memang salah satu dari mereka akan membeli, Ashanty mau melepas dengan harga yang wajar.

 

Sumber: Kumparan.com

Wow! Inilah Pijat ‘Pisau’ Paling Berbahaya Sejagat

0

TNews, SEHAT – Pijat tak cuma dilakukan dengan tangan kosong, kadang-kadang pemijat menggunakan alat bantu. Pijat tradisional di Taiwan ini memakai pisau tajam, namanya daoliao.

Pasien cuma perlu datang ke tempat pijat dan menunggu antrean. Setelah dipanggil, pasien tidur telentang dan diberi handuk kecil pada bagian kepala dan handuk besar untuk menutup badan.

Dikisahkan BBC, Elsa, salah satu pemijat, pertama-tama menggunakan tangannya untuk menekan badan pasien. Semakin lama, tekanan ke badan pasien ditambahkan.

Beberapa saat kemudian, hangatnya tangan Elsa diganti dengan sesuatu yang dingin. Itu pisau. Pisau itu dipukul-pukulkan ke badan pasien, dari punggung, lengan, hingga kepala, dengan mata pisau mengarah ke badan pasien.

Elsa tampaknya menyadari betul pasiennya tak nyaman, sampai-sampai dia membisikkan agar si pasien relaks hingga tiga kali. Tapi, lama-lama pasien bisa mempercayai kalau dirinya bak-baik saja hingga memejamkan mata.

“Saat pukulannya berakhir, saya tertidur. Rupanya, bukan cuma saya yang tertidur, namun hampir semua orang tidur setelah dipukul-pukul dengan pisau itu selama 70 menit,” kata pasien.

Pengalaman serupa didapatkan pelanggan perempuan berusia 70 tahun, Chiu Mei-lan. Awalnya, dia takut, namun lama-lama bisa santai. Hasilnya juga sip, dia bisa tidur nyenyak malam harinya.

“Saya sempat takut saat melihat pisau. Saya pikir itu sangat berbahaya,” kata Mei-lan.

“Saya sungguh takut, sampai-sampai saya bilang kepada terapisnya agar jangan memukul saya terlalu keras, pelan-pelan saja. Eh setelah ditangani, ternyata enak kok, so saya bilang kamu bisa lebih keras lagi, itu terlalu ringan,” ujar Mei-lan yang datang ke pusat terapi itu karena sulit tidur.

Pijat ini memang tampak sangat berbahaya. Daoliao artinya adalah pijat pisau atau terapi pisau. Tapi, dengan pasien yang bisa tidur di akhir terapi, pijat itu terbukti aman.

Lagipula, pijat pisau bukan pengalaman baru. Pijat itu sudah turun-temurun dilakukan warga Taiwan dan awet hingga 2000 tahun. Diyakini pijat itu merupakan metode penyembuhan fisik dan mental yang merupakan salah satu pengobatan China.

Sejumlah praktisi bilang tradisi itu dibawa oleh biksu di zaman kuno China. Tradisi pijat pisau itu pun menyebar ke Taiwan pada perang sipil di tahun 1940-an dan ke Jepang saat Dinasti tang sekitar 100 tahun lampau.

Nah, di Taiwan ini pijat pisau itu bertahan. Padahal pijat pisau tak lagi menjamur id China ataupun Jepang. Taiwan bahkan memiliki The Ancient Art of Knife Massage Dao Liao I-Jing Education Center atau Pusat Pendidikan Seni Kuno Pijat Pisau Dao Liao I-Jing di Taipei yang sudha meluluskan ribuan praktisi. Kini, mereka memiliki 36 cabang di Taiwan, 15 di antaranya dibuka dalam lima tahun terakhir dengan peminat dari Jepang hingga Hong Kong, Prancis hingga Kanada.

Saat ini, terapi pisau kian populer. Orang-orang berharap bisa mengobati penyakit fisik, memperbaiki kualitas tidur, dan sakit yang tak kunjung sembuh.

Pisau itu disebut mengarah kepada ‘pintu qi’ atau titik tekanan, seperti pada pengobatan China lainnya, misalnya akupunktur. Tapi, praktisi lain juga percaya pisau itu ada ‘isinya’, sebuah tenaga yang tak bisa dilihat.

 

Sumber: Detik.com

Komisi II Bahas Revisi Anggaran Pilkada

0

TNews, POLITIK – Komisi II DPR RI menggelar Rapat Kerja bersama pemerintah dan penyelenggara pemilu secara tertutup membahas revisi anggaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020. Pilkada Serentak 2020 disepakati diundur sampai 9 Desember 2020 mendatang.

“Rapat soal revisi anggaran Pilkada saja,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PPP Arwani Thomafi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (3/6).

Dia mengatakan secara umum, rapat membahas revisi anggaran Pilkada yang sebelumnya telah diajukan para penyelenggara pemilu yang disampaikan kepada Komisi II DPR RI

Ditambahkan Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi Partai NasDem, Saan Mustofa, rapat tersebut dilakukan secara fisik dan virtual namun berlangsung tertutup.

Menurut dia, rapat juga diikuti Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, para komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Sebelumnya, KPU RI mengajukan tambahan anggaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang direncanakan pada 9 Desember 2020 sebesar Rp535,9 miliar yang banyak digunakan pembelian Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas pemilu dan pemilih.

“Tambahan anggaran untuk kebutuhan logistik APD sebesar Rp535,9 miliar,” kata Ketua KPU RI Arief Budiman dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPR RI secara fisik dan virtual di Jakarta, Rabu (27/5)

Dia menjelaskan tambahan anggaran tersebut digunakan untuk masker bagi pemilih sebanyak 105 juta orang sebesar Rp263,4 miliar; untuk alat kesehatan bagi petugas di TPS dan Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) sebesar Rp259,2 miliar.

Menurut dia, untuk alat kesehatan bagi Panitia Pemungutan Suara (PPS) sebesar Rp10,5 miliar, dan untuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sebesar Rp2,1 miliar.

 

Sumber: Detik.com

Bayinya Meninggal, Suami dari Pasien 01 Bolsel Ungkapkan Ini

0
Ilustrasi

TNews, BOLSEL – Menanggapi isu yang beredar di masyarakat, jika anaknya meninggal dunia karena virus corona, RK suami dari pasien 01 Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), angkat bicara, Kamis (04/06/2020).

Seperti dilansir dari indomedia.news, RK menuturkan, kelainan kepada anaknya terungkap saat melakukan USG ke dokter bebarapa waktu lalu, sebelum isterinya ditetapkan sebagai pasien covid-19.  “Saat USG saya dengan isteri diberitahu jika ada kelainan kepada anak kami, menurut dokter batok kepalanya tidak ada atau kosong,” terang RK.

Dirinya melanjutkan, hal itu terbukti saat operasi caesar terhadap isterinya, seraya petugas medis yang menanganinya juga mengatakan jika bayinya  kemungkinan bertahan hidup tidak lama. “Insya Allah kami keluarga bisa melewati ujian ini dengan sabar dan tawakal,” ujar RK.

Terpisah Kadis Kesehatan Bolsel, dr Sadly Mokodongan saat dihubungi media ini menuturkan, belum bisa memastikan penyebab kematian bayi tersebut. Namun dia berharap kepada seluruh masyarakat untuk terus memberikan dukungan dan doa kepada keluarga pasien. “Doa dan dukungan dari kita semua, sangat bernilai bagi keluarga yang sedang mendapat cobaan dari Allah SWT tersebut,” tutup Sadly.

Diketahui bayi yang meninggal tersebut berjenis kelamin perempuan, berumur 2 hari, dan meninggal pada 4 Juni 2020 sekitar pukul 00.55 WITA.  Jenazah dalam perjalanan ke kampung halaman orang tuanya di Desa Adow, Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolsel, untuk dimakamkan.

 

Gie

Tak Dapat Bantuan Bansos, Kelompok Emak-emak Demo di Kantor Dinsos

0

TNew, CILEGON – Sejumlah emak-emak warga Samangraya mendatangi kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon, Banten. Mereka datang mempertanyakan karena tak dapat bantuan sosial (bansos) imbas pandemi virus Corona (COVID-19) dari pemerintah.

Puluhan emak-emak itu memprotes data yang masuk ke Dinsos karena dianggap bukan daftar warga yang berhak mendapat bantuan. Warga mengaku sudah didata oleh pihak RT-RW namun bantuan tak mengalir.

“Katanya Dinsos tidak menerima (nama-nama warga) kita minta jawaban dari sini, nyatanya kan lain jawaban dari Pemkot,” kata salah seorang warga, Yuli kepada wartawan, Kamis (4/5/2020).

Warga menuding nama-nama yang mendapatkan bantuan sebagai orang mampu. Yuli mencontohkan ada yang punya beberapa kontrakan dan dimasukkan ke nama-nama yang mendapat bantuan langsung dari pemerintah.

“Ya bukan orang mampu lagi lah, Pak, punya kontrakan banyak. Ini kami-kami ini (tidak dapat), pekerjaannya pembantu rumah tangga di sebuah rumah, ini nggak dapat,” tuturnya.

Mereka yang datang ke kantor Dinsos, kata Yuli, dari tahun ke tahun tidak pernah mendapat bantuan. Terlebih saat virus Corona merebak dan berdampak pada perekonomian masyarakat.

“Kita nggak pernah dapat dari tahun ke tahun, nggak pernah,” ujar Yuli.

Kelompok emak-emak ini datang sambil membawa kertas yang ditulisi kalimat bernada protes. Ada yang menyinggung soal kekuasaan dinasti di Banten

“Kami menuntut Dana COVID-19. Pembagian salah sasaran (awas dinasti). Jangan pilih-pilih,” demikian salah satu tuntutan yang dituliskan emak-emak ini.

Ada juga tuntutan yang berbunyi: Kami rakyat kecil tidak mau dibodohi lagi. Ini bukan jaman Hindia Belanda dan jangan pilih kasih. Beberapa emak-emak tampak membawa anak-anaknya yang masih kecil.

Kelompok emak-emak ini ditemui oleh pihak Dinsos Cilegon. Pihak Dinsos itu mendengarkan aspirasi emak-emak tersebut.

 

Sumber: Detik.com

Pencari Ikan Ini Tewas Diterkam Buaya di Depan Ayahnya

0

TNews, HUKRIM – Insiden nahas menimpa Joni (30), warga Banyuasin, Sumatera Selatan. Joni tewas diterkam buaya muara tepat di depan orang tuanya.

“Benar, ada peristiwa nelayan diterkam buaya. Diterkam di depan orang tuanya yang sama-sama mencari ikan,” kata Direktur Polairud Polda Sumsel, Kombes YS Widodo, Kamis (4/6/2020).

Dikatakan Widodo, insiden nelayan yang diterkam buaya terjadi di wilayah perairan Sungai Bungin, Rabu (3/6) pukul 13.30 WIB. Lokasi tersebut berada tepat di wilayah Muara Sungsang.

“Lokasi di perairan Sungsang, itu wilayah muara. Memang banyak buaya muara di lokasi itu,” kata Widodo.

Saat kejadian, lanjut Widodo, korban baru saja selesai mencari kayu untuk pasang jaring perangkap ikan. Setelah jaring ikan dipasang, korban naik ke perahu.

“Korban sudah naik ke perahu, tapi kakinya masih di air. Istilahnya bersihkan kaki di air dan tiba-tiba disambar buaya muara,” tegas Widodo.

Melihat anaknya disambar buaya, Nasidin (58) langsung menyelam dan memberikan pertolongan. Namun, dia juga diserang dan mengalami luka.

“Ayah korban ikut nyelam mau nyelamatkan anaknya. Tetapi dia juga sempat diserang buaya itu, dia menyelamatkan, anaknya ini hilang,” tutur Widodo. Joni kemudian ditemukan tewas pada malamnya.

 

Sumber: Detik.com

RS Dr JH Awaloei Tateli Siap Rawat 50 Pasien Covid-19

0

TNews, SULUT – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menambah jumlah rumah sakit rujukan COVID-19.

Rabu (3/6/2020), Gubernur Olly Dondokambey didampingi Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Sekprov Edwin Silangen, Anggota DPRD Sulut Wenny Lumentut, serta staf khusus Gubernur Pdt Lucky Rumopa meninjau kesiapan operasional RS Dr JH Awaloei di Tateli, Kabupaten Minahasa.

RS Dr JH Awaloei yang terletak di Jl Trans Sulawesi, tepatnya di Desa Tateli Satu Kabupaten Minahasa dan siap merawat sebanyak 50 pasien positif COVID-19 dengan kapasitas 50 tempat tidur yang tersedia.

“Hari ini kami lihat kesiapan karena rencana rumah sakit ini rencananya akan mulai beroperasi pekan depan,” ujar Gubernur Olly Dondokambey.

Lanjut Olly, berbagai fasilitas rumah sakit yang sudah disiapkan, termasuk para tenaga medis dan petugas pendukung rumah sakit.

“Rumah sakit ini khusus untuk merawat pasien COVID-19, sehingga tidak tercampur dengan pasien lainnya yang bukan pasien COVID-19,” ujar Gubernur Olly.

 

Sumber: Berita Manado

Hari Pertama Dibuka, 93 Ribu Jamaah Sholat di Masjid Nabawi

0

TNews, JAKARTA – Masjid Nabawi kembali dibuka pada 31 Mei kemarin setelah ditutup hampir dua bulan lamanya. Pada hari pertama itu, tercatat lebih dari 93 ribu orang langsung melaksanakan di masjid yang dibangun Rasulullah SAW itu.

Berdasarkan angka yang dihimpun Badan Masjid Nabawi sebanyak 93.774 jamaah melakukan salat wajib pada hari pertama pembukaan masjid. Jamaah terbesar datang saat waktu salat Magrib, yakni mencapai 40.356 orang.

Dikutip dari Saudi Gazette, masjid Nabawi membuka 11 pintu untuk para Jamaah. Pintu tersebut dibuka satu jam sebelum salat Subuh dan ditutup setelah salat Isya.

Pembukaan masjid tersebut dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19. Hal itu sesuai dengan keputusan dari otoritas kesehatan dan keamanan Arab Saudi.

Sementara itu, Masjid Nabawi masih membatasi masuknya jamaah ke Rawdah Sharif dan area masjid lama. Hal itu dilakukan dengan membatasi jamaah maksimal 40 persen dari kapasitas masjid.

Kegiatan kajian keagamaan, hafalan Quran, pembagian makanan untuk berbuka puasa juga dilarang untuk sementara waktu. Sajadah-sajadah dilepas sehingga jamaah bisa langsung salat di atas lantai marmer.

Selain itu, rencananya Masjid Nabawi akan memasang kamera pendeteksi panas tubuh di 11 pintu. Anak-anak juga dilarang untuk masuk ke dalam masjid sehingga bisa menekan jumlah jamaah yang datang.

 

Sumber: Detik.com

BERITA TERBARU