
Sepuluh Jurnalis BMR Jadi Peserta Pelatihan SR dan Storytelling

Pelayanan Terus Dimaksimalkan, RSUD Kotamobagu Terbaik di Bolmong Raya
TNews, KOTAMOBAGU – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu menjadi rumah sakit rujukan di Bolmong Raya (BMR). Sebagai RS terbaik di BMR, pihak managemen RSUD Kotamobagu terus memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara prima.
Hal tersebut, juga merupakan salah satu program Walikota dan Wakil Walikota Kotamobagu, Tatong Bara dan Nayodo Koerniawan (TBNK), demi melayani masyarakatnya.
Pelayanan prima itu pun mendapat pujian dari warga. Salah satunya Kurniawan Mustafa, warga Kelurahan Molinow, Kecamatan Kotamobagu Barat.
Ia mengaku, saat anaknya dirawat di RSUD Kotamobagu, proses pelayanan yang didapat sangat baik.“Saya sebagai warga Kotamobagu sangat mengapresiasi pihak RSUD Kotamobagu dalam melakukan pelayanan. Anak saya mengalami ssak nafas disertai panas. Saat masuk ke ruangan IGD, para petugas medis langsung melakukan tindakan dan penanganan cepat sehingga penyakit akan saya berangsur pulih, panasnya pun turun,” ungkap Kurniawan.
Usai mendapat penanganan medis di ruangan IGD lanjut Kurniawan, anaknya pun dipindah ke ruangan rawat inap untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. “Meski kami masyarakat biasa, namun kami tetap mendapatkan pelayanan yang luar biasa. Keramahan dan kehangatan dalam penaganan pasienpun sangat terasa. Perawat dan Mahasiswa KKN bahkan setiap menit sangat antusias mengontrol perkembangan pasien,” tutur salah satu pengajar di SMK Cokroaminoto Kotamobagu ini, menceritakan.
Ia berharap, pelayanan prima terus dipertahankan. Ia pun berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh RSUD Kotamobagu. “Sangat berterimakasih atas perhatian yang diberikan. Terimakasih manajemen RSUD Kotamobagu, dokter dan para perawat. Saya bangga dengan provesionalitas RSUD Kotamobagu sekarang ini,” ucapnya.
Terpisah salah satu warga Bolmong Raya Arfan Damopolii mengaku sangat bangga dengan hadirnya RSUD Kotamobagu. “Ini tentu harus disyukuri oleh masyarakat di Bolmong Raya, sebab RSUD Kotamobagu sudah memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. apalagi Seluruh fasilitas di RSUD sudah menunjang,” ujar Arfan yang mengaku saudaranya pernah menjadi pasien di RSUD Kotamobagu.
Tim TNews
Dituding Lalai Tangani Pasien, Yusrin : Pelayanan RSUD Kotamobagu Sudah Sesuai Standar Prosedur Operasional
TNews, KOTAMOBAGU – Baru-baru ini salah satu pasien di RSUD Kotamobagu bernama Eka Christi Pangalerang meninggal dunia. Pasien yang diketahui asal Desa Kanaan Kecamatan Dumoga Timur, meninggal pada Jumat (14/02/2020) di RSUD Kotamobagu. Anehnya beberapa pihak menyalahkan pelayanan RSUD Kotamobagu. Malah mereka menuding pihak RSUD lalai dalam menangani pasien tersebut.
Namun di satu sisi, Kepala Bagian Umum RSUD Kotamobagu Yusrin Mantali kepada Tim TNews via seluler menegaskan, pihaknya sudah sesuai prosedur dalam menangani pasien. “Sebelum meninggal pasien sempat dirawat sejak siang setelah dioperasi Sectio Caesarea dengan penyebab kematian suspek emboli,” jelas Yusrin.
Yusrin mengaku pihak RSUD sudah berupaya untuk melakukan pelayanan secara maksimal. “Penanganan terhadap pasien sudah maksimal dan sudah sesuai standar prosedur operasional rumah sakit,” katanya.
Yusrin menambahkan, bahkan setelah kejadian itu, manajemen rumah sakit memanggil semua petugas medis yang bertugas saat itu, untuk diminta klarifikasi lewat proses sidang komite medik dan sidang komite keperawatan. “Kesimpulannya memang diagnosanya suspek emboli. Semua keterangan sejak masuk hingga penanganan hingga perubahan-perubahan terhadap pasien sudah kami minta keterangan,” kata Yusrin menjelaskan.
Tambah Yusrin, Ada Sembilan pasien sejak Jumat melahirkan secara operasi yang ditangani di rumah sakit. Sembilan pasien itu salah satunya adalah pasien bernama Eka Christi Pangalerang. “Bayinya sehat. Ibunya yang meninggal,” tuturnya.
Kata Yusrin semua keluhan pihak yang komplen soal meninggalnya pasien, telah ditanyakan kepada petugas saat sidang etik. Termasuk soal pelayanan permintaan obat nyeri kepada pasien. “Dalam sidang itu, sejumlah dokter dan perawat telah dimintai keterangan. Mulai dokter jaga sbagai penanggung jawab, doter anastesi, dokter kandungan, perawat, perawat jaga, komite perawat dan kepala ruangan,” tutup Yusrin.
Konni Balamba
Lucia Tambani Hadir di Musda X Partai Golkar Sulut
T.NEWS- Bakal Calon (Balon) Bupati Minahasa Utara, Lucia Margaretha Tambani yang biasa dipanggil Selvi menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) X Partai Golkar Sulut di Hotel Four Point Manado, Sabtu (15/02) siang.
Saat diwawancarai awak media, Selvi mengatakan bahwa dirinya diundang untuk menghadiri Musda X Partai Golkar Sulut karena telah mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati Minahasa Utara lewat Partai Golkar beberapa waktu lalu.
“Ini merupakan momen spesial dan suatu penghargaan karena sudah bisa bergabung dengan seluruh kader partai Golkar,” ujarnya
Saat ditanya soal peluang untuk di usung partai Golkar, Tambani sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada Partai.
“Yang pasti jika di percayakan saya akan berjuang untuk memenangkan Minut 1.” kunci Wanita yang berasal Desa Pinilih ini.
(DvD)
Cerita Para Mahasiswa Ketika Berada di Kota Corona
TNews, NASIONAL – Sebanyak 238 WNI telah kembali ke Jakarta usai menjalani masa observasi selama 2 pekan di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Menteri Kesehatan (Menkes) menyatakan semua WNI dalam keadaan sehat.
Salah seorang WNI yang ikut observasi selama 14 hari tersebut ialah Eva. Eva mengaku mendapatkan pengalaman yang begitu berkesan selama menjalani observasi di Lanud Raden Sadjad di Natuna.
Eva mengatakan mendapatkan perhatian khusus soal kesehatan selama menjalani observasi. Waktu dua pekan di pangkalan militer Natuna tersebut pun dirasa senang.”Fun ya, kami senang, happy banget. Berat badan kami naik. Karena memang masa observasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan kami dan memang sangat diperhatikan. Tiap hari diperiksa. Bapak-bapak TNI baik banget,” kata Eva Patmawaty di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).
Eva menjalani observasi bersama kedua temannya yakni Yuliannova Lestari Chaniago dan Gerard Ertandy. Mereka bertiga adalah mahasiswa Central China University yang ada di Kota Wuhan. Selain soal kualitas makanan, Eva mengatakan selama observasi mereka juga rutin olahraga tiap pagi dan sore.
Eva kemudian menceritakan pengalaman selama berada di Wuhan di saat virus corona merebak. Mereka mengaku lebih sering berdiam diri di rumah karena takut terkena virus corona.”Di Wuhan memang selama masa lock down tidak bisa ke mana-mana, tapi itu pilihan kami. Jadi bukan pemerintah Tiongkok yang mengharuskan kami tinggal di rumah, tapi karena kami takut kena virusnya. Kan penyebarannya cepat banget,” sebut Eva.
Baik Eva, Yuli, dan Gerard mengaku sangat berterima kasih kepada masyarakat Natuna yang telah menerima mereka dengan sangat baik. Mereka juga berterima kasih kepada pemerintah Indonesia termasuk KBRI China.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak untuk masyarakat Natuna yang sudah berbesar hati menerima kami semua selama observasi,” ujar Eva.
Sementara itu, Yuliannova mengatakan selama menjalani observasi tidak pernah kekurangan makan. Olahraga dan pemeriksaan kesehatan rutin membuat dirinya merasa bugar hingga hari ini.
“Gejalanya pun sampai hari ini kita nggak ada gejala dari virus corona. (Saat di Wuhan) Jadi kami jaga diri aja. Dan tidak ada kata tidak boleh keluar tapi kita dianjurkan mengurangi aktivitas di luar rumah,” kata Yuliannova.
Sumber : Detik.com
Corona Gak Masuk di Indonesia, Menkes: Ini Karena Doa!
TNews, NASIONAL – Wabah Virus Corona COVID-19 telah menewaskan lebih dari 1.500 jiwa dan menulari 67 ribu orang di berbagai negara. Hingga saat ini, Indonesia belum melaporkan satupun kasus positif.
“Secara medis, doa. Semua karena doa,” kata Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur Sabtu (15/2/2020).Spekulasi tetang adanya imunitas yang dimiliki orang Indonesia terhadap COVID-19 mencuat ketika 78 WNI yang menjadi ABK (Anak Buah Kapal) Diamond Princess dinyatakan negatif COVID-19. Kapal pesiar mewah berisi 3.711 orang itu tengah dikarantina terkait virus corona.
“Saya yakin doalah yang membuat kita begitu,” tegas Menkes Terawan.
Sumber : Detik.com
Ketua BPIP Sebut Agama Musuh Pancasila, Pimpinan MPR: Perlu Diluruskan
TNews, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menyayangkan kegaduhan akibat pernyataan yang disampaikan Ketua Badan Penguatan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, yang mengatakan bahwa agama merupakan musuh Pancasila. Menurutnya, pendapat tersebut keliru dan perlu diluruskan.
Dia menilai sejak dulu hingga kini dan sampai kapan pun, agama tidak pernah memusuhi Pancasila. Agama dan Pancasila tidak saling bertentangan. Oleh karenanya, agama tidak mungkin menjadi musuh Pancasila. “Kalau benar pendapat tersebut disampaikan Ketua BPIP, maka pendapat tersebut perlu diluruskan. Sejak dulu agama tidak pernah bertentangan dengan Pancasila apalagi sampai menjadi musuhnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/2/2020).
Pendapat tersebut disampaikan Syarief Hasan, usai bertemu Gubernur Bali Dr. Ir. Wayan Koster MM. Pertemuan tersebut berlangsung di ruang pertemuan Gubernur Bali. Kedatangan Wakil Ketua MPR ke Bali dalam rangka silaturahmi dan serap aspirasi terkait wacana perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sejak lahirnya, kata Syarief, Pancasila memiliki fungsi untuk melengkapi semua agama yang ada di Indonesia. Maka dari itu, tidaklah benar jika dikatakan bahwa agama merupakan musuh dari Pancasila.
Sebelumnya, Pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Profesor Yudian Wahyudi soal hubungan Pancasila dan agama menyulut kontroversi. Kini Yudian memberikan penjelasan bahwa dia tidak bermaksud mempertentangkan Pancasila dan agama. “Yang saya maksud adalah bahwa Pancasila sebagai konsensus tertinggi bangsa Indonesia harus kita jaga sebaik mungkin,” kata Yudian
Yudian meluruskan pernyataan ini. Maksudnya, musuh Pancasila adalah minoritas yang mengklaim dirinya sebagai mayoritas umat beragama. “Namun, pada kenyataannya, Pancasila sering dihadap-hadapkan dengan agama oleh orang-orang tertentu yang memiliki pemahaman sempit dan ekstrem, padahal mereka itu minoritas (yang mengklaim mayoritas),” jelas Yudian.
Sumber : detik.com
Wamendes: BUMDes Harus Menjadi Penggerak Bagi Ekonomi Perdesaan
TNews, Jakarta – Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mengatakan teknologi kini memberikan peran yang penting dalam mewujudkan pembangunan desa. Oleh karenanya, implementasi dana desa melalui BUMDes harus mampu menggerakkan perekonomian. “Teknologi digital memberi daya dorong dan daya ungkit yang penting bagi kemajuan desa. Maka kehadiran BUMDes sangat penting bagi desa-desa di seluruh Indonesia. BUMDes harus mampu menjadi penggerak bagi ekonomi perdesaan,” ujar Budi dalam keterangannya, Sabtu (15/2/2020).
Dalam Temu Wicara yang bertajuk Peran Pengembangan Teknologi Era Digital untuk Ketahanan Ekonomi Pedesaan di Jatilawang Banyumas ini, Budi juga menekankan pentingnya peran pemuda di desa untuk memberikan perubahan melalui teknologi. “Setiap saya turun ke desa selalu saya tanya ada berapa persen anak muda yang tinggal di desa. Sebab teknologi digital sangat akrab dengan anak muda. Desa-desa yang digerakkan anak muda akan membawa perubahan dan kemajuan yg signifikan,” jelasnya.
“Seperti yang selalu dikatakan oleh bapak Presiden Jokowi bahwa Indonesia yang luas ini sangat memungkinkan menjadi energy of Asia di bidang teknologi informasi. Dengan teknologi digital pasar menjadi sangat luas dan tanpa batas hingga ke manca negara, imbuhnya.. Sementara itu, hal yang sama juga diungkapkan Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono. Menurutnya, manfaat teknologi kini sudah sangat luas tidak hanya sebatas inovasi tapi bisa memberi dampak yang baik bagi desa. Sebagai informasi, acara yang dihadiri oleh ratusan peserta UMKM dan BUMDes lebih juga di gelar berbagai bazar produk jamu, makanan, minuman, kerajinan dan batik dari buruh migran yang sudah kembali dan ikut membangun industri di desa ini.
Sumber : detik.com
Isak Tangis dan Kibaran Bendera Merah Putih WNI di Natuna
TNews, Natuna – Isak tangis dan tepuk tangan meriah serta kibaran bendera Merah Putih terjadi dalam upacara pelepasan untuk warga negara Indonesia (WNI) asal Wuhan yang akan kembali ke daerah masing-masing setelah diobservasi selama dua pekan di Natuna.
“Dengan keceriaan dan kebahagiaan ini mereka dalam kondisi sehat. Karena sejak kemarin pagi dan tadi dibuktikan tenaga medis bahwa mereka semuanya 243 terdiri dari 79 pria dan 176 wanita, 3 anak dalam keadaan sehat wal afiat,” kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Yugo Margono dalam sambutan di hanggar tempat karantina para WNI tersebut di Kepulauan Natuna, Kepri, dikutip Antara, Sabtu (15/2/2020).
Beberapa WNI tampak meneteskan air mata ketika berbaris rapi mendengar sambutan. Mereka semua berbaris rapi sambil membawa bendera Merah Putih. Senyum juga tampak mengembang di wajah mereka. Saat Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan mereka sehat dan terbukti bebas dari corona (COVID-19) tepukan tangan riuh terdengar.
“Kalian ceritakan bagaimana anda bisa sehat agar mereka bisa mencontoh kalian semua,” kata Menko PMK Muhadjir yang berbicara di depan para WNI dari Wuhan dan staf kesehatan yang memantau mereka.
Sumber : detik.com
Pemerintah Rombak Skema Penyaluran Dana BOS
TNews, Jakarta – Pemerintah merombak skema penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Salah satu alasan perombakan, yakni keterlambatan pihak sekolah menerima dana tersebut, sehingga kepala sekolah harus menalangi. “Jadi pointnya adalah dalam rangka menjawab beberapa keterlambatan dari proses pembelajaran siswa,” ujar Kasubdit Dana Alokasi Khusus Nonfisik DJPK Kemenkeu. Kresnadi Prabowo Mukti dalam diskusi Polemik ‘Skema Dana BOS, Kenapa Diubah?’ di Ibis Tamarin, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (15/2/2020).
Kresnadi mengatakan, dana BOS pada tahun lalu diberikan pada bulan Januari dan Februari, namun baru sampai ke sekolah pada bulan Maret atau April. Hal ini disebut karena adanya dinamika dalam koordinasi di masing-masing Pemda. “Memang kalau kita melihat di bulan-bulan Januari dan Februari, harus kita akui dulu, apakah sudah dari kas negara itu sudah ke Pemda? Memang sudah, cuma ke sekolahnya rata-rata bulan Maret atau April,” kata Kresnadi. “Hal ini harus kita antisipasi. Kenapa terlambat? Karena memang beberapa dinamika koordinasi di Pemda tidak bisa kita pungkiri, ada beberapa dinamikanya,” sambungnya.
Kresnadi mengatakan, keterlambatan ini menimbulkan beberapa permasalahan di sekolah. Salah satunya, kepala sekolah yang melakukan penalangan dana untuk oprasional. “Ada kalanya, banyak teman-teman kepala sekolah itu nalangin biaya operasional dulu. Dan sekarang itu uang sudah ada di sekolah dan bisa segera dilaksanakan,” tuturnya.
Sehingga, menurutnya, skema baru ini dilakukan agar sekolah dapat langsung menggunakan dana yang diberikan. Hal tersebut serupa dengan skema penyerahan Dana Desa. “Jadi bagaimana terjemahkan belanja itu bisa langsung sampai ke tingkat yang paling rendah, atau yang paling pucuklah. Sama dengan Dana Desa yang juga barusan kemarin ada terobosan langsung ke desa, kalau dalam hal ini sekolah,” kata Kresnadi.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sepakat untuk merombak skema penyaluran dana BOS pada tahun 2020. Implementasinya sudah dimulai pada 10 Februari 2020. Dalam skema yang baru, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan jumlah unit cost atau dana bantuan yang diterima per siswa baik di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sumber : detik.com