


TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kotamobagu sekira pukul 08.00 Wita pagi tadi, akhirnya resmi memasang pengumuman menutup 74 Kios di Pasar 23 Maret.
Dalam aktifitas penutupan ini, Dinas Perdagangan tidak sendiri, melainkan dikawal puluhan personil dari Satuan Polisi Pamong Praja Sat-Pol PP. Hal ini untuk menimalisir jika terjadinya gesekan.
Kepala Disperdag Kotamobagu Herman Aray, mengatakan dari 84 kios yang ada, 74 diantaranya dipasang pengumuman ditutup karena pedagang yang menempati kios tersebut sampai pagi ini belum juga membayar kewajiban berupa retribusi bulanan.
”Kita sudah sering sampaikan bagi yang menunggak untuk segera melunasi kewajibannya, namun sampai kini belum ada itikad dari pengguna Kios ini, sehingga hari ini kita ambil tindakan untuk menutup 74 kios ini,” ujar Aray ditemui awak media disela-sela memimpin penutupan ini.
“Jika sampai Senin depan para pedagang ini belum juga membayar maka kita tidak akan segan menyerahkan kios ini ke orang lain,” tegasnya
Sebelumnya Kepala Bidang Perdagangan Lores Binol mengatakan Pengguna Kios yang akan ditutup ini telah menunggak Retribusi Bulanan terhitung Januari sampai Oktober 2018.
“Jadi sejak Januari mereka belum membayar,” ujarnya.
Tim Totabuan News
TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Menjalani bisnis kuliner memang harus memiliki ide dan inovasi yang tepat. Pasalnya, kuliner menjadi salah satu usaha yang mudah dilakoni.Oleh karenanya inovasi pada produk menjadi pembedanya.
Seperti yang dilakukan oleh Zhevanya Valencia. Ia mengaku jika usahanya berawal dari hobi yang sangat gemar makan Pudding.”Awalnya emang seneng banget sama Puding, dari situ kepikiran kenapa enggak coba usaha aja dengan konsep dan cita rasa yang kekinian,” ujar Valencia, Kamis (22/11).
Untuk menghasilkan Puding Sedot (PuDot) yang lembut dan tidak kaku, dirinya sebelumnya melakukan berbagai uji coba dan tak jarang juga dalam percobaannya mengalami kegagalan. Namun berkat ketekunan menghasilkan sebuah cita rasa yang istimewa.
Produk Pudotnya memiliki berbagai varian rasa seperti coklat, stroberry, mangga, melon, anggur, alpukat, taro, serta bublegum dan dikemas dalam bentuk botol yang unik selain itu juga dalam kemasan plastik pouch.
Soal harga terbilang sangat terjangkau, untuk kemasan pouch ukuran 250ml dibandrol hanya dengan harga Rp5.000, sedangkan dalam bentuk kemasan botol yang unik dengan ukuran 600ml dibandrol dengan harga Rp10.000.
Dalam sehari, Valencia mampu membuat Pudot sebanyak 100 kemasan pouch dan 50 kemasan botol dan dalam waktu sehari pula Pudotnya ludes dibeli.
”Jadi Pudot yang kami buat sekali jadi langsung kami antarkan kepada para customer. Tentu Pudot dari kami sangat dijamin kualitasnya dan higienisnya mulai dari sisi pembuatan, kemasan sampai pengiriman,” ungkap wanita yang pernah menjadi manager disalah satu restaurant ternama di Jakarta.
Tim Totabuan News
ADVERTORIAL, KOTAMOBAGU – Wakil Walikota Kotamobagu Nayodo Koerniawan secara resmi membuka Sosialisasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, di Hotel Sutan Raja Kamis (22/11).
Menurut Wawali berdasarkan atas adanya pertimbangan atas peraturan daerah yang mengatur besaran parkir, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan lalu lintas dan Kondisi Kotamobagu saat ini. ”Sehingga perlu dilakukan perubahan atas besaran retribusi parkir,” ucap Wawali.
Kepala Dinas Perhubungan Kotamobagu Nasli Paputungan mengatakan, dalam rangka pengawasan serta pengendalian sampai pada penyusunan peraturan daerah yang berdasarkan kondisi lalu lintas dan angkutan jalan Kotamobagu maka wajib bagi pemerintah untuk mensosialisasikan hal ini. ”Tentunya dengan tujuan mewujudkan
peraturan lalu lintas di Kotamobagu yang nyaman dan tertib bagi pengguna jalan, serta juga dalam meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sektor parkir,” ucap Nasli.
Tim Totabuan News
TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Sekira 40 dari 84 kios, yang ada di pasar 23 Maret ditutup. Pasalnya, diduga, 40 kios ini sudah tidak membayar retribusi selama 10 bulan. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM, Herman Aray, melalui Kepala Bidang Perdagangan, Lorens Binol, Kamis (22/11/2018).
“Tindakan ini memang sudah seharusnya, mengingat kami telah melayangkan Surat Peringatan Pertama (SP1), dan SP2, jika sampai September belum dibayarkan, maka kami akan melakukan penutupan,” katanya.
Menurutnya, retribusi yang dibebankan sebenarnya masih tergolong kecil. “Perbulannya, Rp. 108.000,- saja. Ini sebenarnya kecil kalau pedagangnya tidak menunggak,” ujarnya.
Dijelaskannya, nantinya kios yang ditutup akan digantikan dengan pedangan lain.”Kan masih banyak pedagang yang ingin jualan di kios juga, meski demikian kami akan memberi kesempatan selama 1 minggu, jika tidak, dengan berat hati kami akan mengeluarkan barang dagangan dari kios,” pungkasnya.
Neno Karlina
TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Memiliki 13 album Musikalisasi Sajak Suku Mongondow (Pantung), Ismet Mokoginta (58), pria parubaya asal Pontodon, Kecamatan Kotamobagu Utara, tetap konsisten merawat kecintaannya pada Pantung, di tengah gerusan perkembangan zaman yang begitu pesat.
Kepada TOTABUAN.NEWS, ayah 6 anak mengatakan, mengenal Pantung dari kakeknya sendiri. “Memang sudah sejak berusia 18 tahun, saya suka mendengarkan pantung ini. Hingga perlahan saya belajar cara menggunakan gambus (alat musik yang sering mengiringi pantung),” katanya, Kamis, (22/11/2018).
Menurutnya, di masa sekarang agak sulit meregenerasi, karena susah menemukan anak-anak yang gampang diajarkan Pantung. “Kalau sebatas tarian Dana-Dana, sudah ada yang saya asuh, yang susah itu adalah mencari yang bisa ‘Momantung’ ini,”jelasnya.
Dirinya menambahkan, sempat mengusulkan agar pemerintah membangun balai pelatihan kebudayaan, agar bisa dengan mudah mengenalkan budaya leluhur terutama dalam seni musik. “Saya ingin ini tetap lestari, saya memang pernah mengusulkan lewat orang pemerintahan agar ada balai budaya. Supaya, kalau ada acara di Jakarta, di Taman Mini Indonesia Indah, misalnya, bukan hanya saya saja yang selalu pergi, melainkan orang lain, khususnya generasi muda,” pungkasnya.
Neno Karlina
TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melalui Dinas Sosial terus berupaya dalam mengentaskan kemiskinan di Kotamobagu, berbagai program pun disusun untuk menangani persoalan tersebut.
Salah satunya pelaksanaan program melalui perbaikan Rumah Tidak layak huni atau RTLH yang sudah dijalankan sejak 2013 sampai sekarang ini.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kota Kotamobagu Roi Paputungan, kurun waktu 5 tahun terakhir sudah ratusan unit RTLH yang telah selesai dibangun.
“Dimana program ini anggarannya ada yang bersumber dari APBD dan APBN,” ujar Roi beberapa waktu lalu.
Roi merinci pada tahun 2013 sekitar 50 unit, tahun 2014 ada 60 unit, tahun 2015 ada 155 unit, tahun 2016 ada 100 unit, tahun 2017 ada 70 unit dan tahun ini 16 unit.
”Jadi jumlah yang telah dibangun sampai kini sudah 451 unit,” ungkap Roi.
Roi mengatakan jika melihat data yang ada, tahun ini memang agak berkurang. Hal ini karena sudah ada program serupa berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman.
“Meski demikian program ini tetap akan berkelanjutan, ditahun-tahun mendatang,” tutupnya.
Tim Totabuan News