TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Program anak asuh pemkot yang dijalankan sejak 2017 lalu, terus menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu. Bahkan, di tahun anggaran 2018, anggaran untuk program tersebut, dinaikan menjadi Rp12 Miliar, yang pada tahun sebelumnya hanya Rp7 Miliar.

Menurut Kepala Sub Bagian Program Badan BPKD, Guntur Niu, kenaikan anggaran pada bantuan program anak asuh, karena jumlah calon penerima yang layak menerima bantuan ini di Kotamobagu masih sangat banyak.

“Masih ada ribuan anak hingga mahasiswa yang layak belum menerima bantuan. Saat ini saja sudah 13 ribu berkas yang sementara kita verifikasi,” ujar Guntur, saat dihubungi Minggu (07/01/2017).

Guntur menjelaskan, kenaikan dana program bantuan anak asuh di tahun ini, membuka  peluang bagi pelajar kurang mampu yang belum masuk sebagai peserta anak asuh pemkot untuk masuk. “Anak asuh adalah program pemerintah yang paling direspon masyarakat,” katanya.

Guntur menambahkan, di tahapan pemasukan berkas, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kelurahan. “Kita tinggal menjemput berkas di masing-masing kantor desa/kelurahan. Setelah itu, kita akan lanjutkan dengan tahapan verifiksi di lapangan. Hal ini dilakukan, agar program ini, benar-benar tersalur sesuai yang kita harapkan, tepat sasaran,” tandasnya.

TIM TOTABUANEWS

TOTABUANEWS, KOTAMOBAGU – Lorong sempit di Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kota Kotamobagu, mendadak ramai dikunjungi masyarakat setelah berhasil disulap menjadi spot foto keren, oleh pemuda-pemudi setempat, lewat jargon Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) yang belakangan menjadi viral di media sosial.

Terpantau, sejak hampir sepekan, lorong ini kerap dijadikan tempat wisata alternatif oleh warga Kotamobagu. Terlebih bagi para anak muda, yang tertarik menjadikan gambar-gambar di sepanjang lorong sebagai latar pengambilan foto.

“Senang sekali, apalagi sekarang sedang viral. Bisa jadi tempat penghilang penat saat lelah bekerja seharian,” kata Vicky Tegela, salah seorang pengunjung asal Kopandakan, Sabtu (6/1/2018).

Dirinya mengatakan, perubahan lorong ini, juga merubah cara pandang warga kota saat mendengar nama lorong. “Sekarang saat mendengar nama lorong, kita sudah tidak merasa horor. Lorong sempit yang kotor dan hmmm. Kini berubah, kita bisa langsung membayangkan tempat keren dengan latar gambar yang mencerminkan toleransi antar umat beragama,” tutupnya.

Terpisah, salah seorah penduduk setempat, S. Eyato mengatakan, jika konsep ini terinspirasi dari Wali Kota Kotamobagu. “Setiap Wali Kota, Ir. Tatong Bara menyambangi hajatan, pesta kawinan, imbauan tentang toleransi, dan kerukunan antar umat agama sering disampaikan, sehingga itu juga yang menjadi latar dan inspirasi, kenapa ada gambar-gambar yang menunjukan keberagaman dan kebersamaan yang ada di Kotamobagu,” singkatnya.

NENO KARLINA