Totabuanews.com, Bolmong – Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong) yang tidak ikut apel perdana pada awal tahun ini, mendapatkan sangsi teguran.

Hal ini, sebagimana yang diakui Kepala Badan Kepegawaian Diklat Daerah (BKDD) Bolmong, Sunge Paputungan BSC.

“Mereka mendapat sanksi teguran,” kata Sunge.

Selain teguran, pihaknya juga melakukan pembinaan kepada mereka yang tidak hadir agar tidak mengabaikan disiplin sebagai abdi Negara.

“Juga membina mereka yang tidak ikut apel tersebut,” katanya lagi.

Lanjut Sunge, bagi PNS yang fungsional seperti perawat dan guru, tidak diwajibkan ikut apel, dikarenakan mereka harus bertugas di tempatnya masing-masing.

“Kan tidak mungkin perawat yang harus merawat orang lagi sakit apalagi parah meninggalkannya untuk ikut apel. Kita kan harus mengedepankan rasa humanis,” tutur Sunge.

Informasi yang berhasil kami rangkum, dari 1650 jumlah PNS (tidak termasuk guru dan tenaga kesehatan), yang hadir dalam apel perdana tersebut sebanyak 1341 orang. Untuk itu, ada sekitar 309 PNS yang tidak ikut apel perdana tersebut termasik dengan alas an sakit, cuti/ijin dan juga tanpa keterangan. (gito)

Totabuanews.com, Kotamobagu – Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Kotamobagu,Rabu 16/1/13, membuka pendaftaran bakal calon Walikota dan Wakil Walikota pada perhelatan demokrasi Pemilukada 24 Juni nanti. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil ketua DPD II Partai Golkar KK, Rudini Sako, “Kami sudah membuka pendaftaran untuk bakal calon yang akan di usung oleh partai golkar mulai hari ini ” ujar Sako.

Sako juga mengatakan pendaftaran ini akan di buka selama 2 hari yakni sampai hari jumat tanggal (18/01/13), dan dibuka peluang untuk semua bagi siapapun yang mau mendaftarkan diri ke partai Golkar.” Pendaftaran ini tidak hanya dibuka untuk internal partai tapi dari luar partai pun bisa mendaftar” ungkap sako.

Sekedar diketahui dalam struktur penjaringan Bakal calon partai Golkar yang menjadi ketua Drs Sudirman Mamonto, dan Sekertaris, Sony Korompot. (erwin/jun)

Totabuanews.com, Kotamobagu – Penerapan sistem pengangkutan sampah dua shift oleh Dinas Tata Kota Kotamobagu, menjadikan sampah diwilayah Kotamobagu seolah tak ada lagi sampah yang tidur.

Sebagaimana yang terlihat saat ini, mobil pengangkut sampah milik Distakot tersebut, melakukan pengangkutan sampah pada dua waktu, yakni dipagi hari dan sore hari.

Saat dikonfirmasi oleh TotabuaNews Rabu (16/01/2013) , Kepala Distakot Alex Saranaung menjelaskan, bahwa apa yang diterapkan itu, merupakan lagkah pemerintah untuk terus melakukan penataan kota menjadi Kota Bersih dan bebas dari sampah.

“Dengan menerapkan program itu, semoga semua daerah diwilayah Kotamobagu akan terhindar dari lingkungan kotor, yang akan bisa berdampak pada kesehatan masyarakat,” ujar Saranaung.

Saranaung juga mengatakan, dengan penerapan system shift tersebut, maka jam pembuangan sampah oleh warga sudah diatur.

“Makanya kami berharap, warga juga ikut mendukung program ini, dengan membuang sampah sesuai dengan jam yang sudah diatur,” tambahnya.

Meski demikian, dia berharap juga kepada semua masyarakat untuk bekerja sama dan tidak membuang sampah semarangan, “Buang lah sampah pada tempat yang sudah disediakan. Agar lingkungan kita bersih dan terhindardari segala penyakit,” tandasnya. (konny/jun)

Totabuanews.com, Kotamobagu – Pengguanaan pakaian adat bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkup Pemkot Pemerintah kota (Pemkot) Kotamobagu akan mulai diterapkan. Hal ini tercermin dari pernyataan Walikota Kotamobagu Drs Hi Djeantik Mokodompit ME, kepada sejumah wartawan baru-baru ini.

“Satu hari dalam hari kerja PNS, akan diwajib kan menggunakan motif atau bentuk pakai adat mongondow, seperti Baniang dan Salu’,” ujar Djelantik.

Menurutnya juga, ide itu sudah tergambar jelas dalam visi Kotamobagu 2008 sampai dengan 2012. Yakni menjadikan Kotamobagu pusat pertumbuhan ekonomi regional menuju masyarakat sejatera, cerdas dan berbudaya.

“Saya tidak menginginkan kemajuan pembangunan, kemajuan ekonomi, pengetahuan tetapi melupakan adat istiadat kita. Budaya kita sebagai orang Mongondow,” tegas Djelantik.

Disisi lain, sejumlah warga yang mendengar hal tersebut, mendukung penuh kebijakan Djelantik. Mereka pun berharap agar kebijakan itu segera direalisasikan.

“Ini langkah yang baik untuk memunculkan kembali adat istiadat serta budaya kita selaku orang Mongondow,” ujar Tri Saleh. (konny/jun)