TOTABUANEWS.COM.-Manado-Akhir akhir ini warga sulawesi utara dihebohkan dengan adanya gerakan radikalisme.Berawal dari postingan facebook (FB) yang membeberkan adanya orang yang berpakaian aneh lalu berteduh saat hujan disalah satu kios jualan di pinggir jalan bagian Minahasa Utara (minut), dan fatalnya ternyata gerakan radikalisme ini sudah masuk di wilayah Desa Maen, Kecamatan Likupang Timur dan Desa Munte, Kecamatan Likupang Barat.
Merasa tak nyaman dan terancam akhirnya laporan ini tembus ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara.
Aspirasi itu dibeberkan
Netty A Pantow anggota DPRD Sulut dapil Minut-Bitung kepada Gubernur dan Wakil Gubernur usai rapat paripurna yang digelar, Senin (12/02/18).
Netty sampaikan keterangan sejumlah warga Likupang mendatanginya mengadukan hal ini.
“Masyarakat datang ke rumah saya dan datang juga ke kantor DPRD mengadukan hal ini. Ada oknum, orang Aceh yang mengajarkan paham-paham radikalisme. Dia menyebarkan ajaran, anak-anak tidak perlu sekolah,”terang Pantouw.
Warga Maen yang beragama Muslim diajarkan soal Sholat, dijelaskan warga, oknum warga Aceh itu mengajarkan agar tidak perlu sembayang di Mesjid, tapi di bilik-bilik saja.
“Saya memang tidak paham dengan ajaran muslim, tapi ini yang menjadi aduan warga. Hingga membuat warga mulai resah. Bahkan suasana disana sudah ada yang angkat parang, “
Lanjut politisi Demokrat ini, ada beberapa hal yang belum bisa disampaikan ke publik, tapi akan disampaikan langsung kepada pemerintah.“Warga Aceh tersebut datang atas nama organisasi,saya harap pemerintah segera menindaklanjuti agar kita dapat mencegah perpecahan dan sara”. Tutup Netty.(Dvd)