Kasihan! Ditinggal Orangtua Sendirian di Kost Saat Masih Bayi, Begini Nasib Gadis Cilik Siska Paputungan

0
12724

TOTABUAN.NEWS, KOTAMOBAGU – Gadis cantik, berusia 6 tahun ini, diberi nama Siska Paputungan, oleh Jahida Paputungan (46), tetangga yang mengurus dan merawat Siska sejak kecil.  Siska sendiri, diduga, ditinggalkan kedua orangtua kandungnya, saat masih berusia 7 hari, di kamar kost-kostan, di Kelurahan Motoboi Kecil (Motcil), Kecamatan Kotamobagu Selatan.

Kepada TOTABUAN.NEWS, Jahida, atau yang akrab disapa Mama Tika mengatakan, saat itu dirinya mendengar suara tangisan bayi, namun tidak terlalu mempedulikan karena berfikir ada kedua orangtuanya.

“Anak saya yang kedua, Saenong, saat itu baru kelas 5 SD, dia memberitahu saya, namun saya pikir ada orangtua si bayi, dan saat itu saya sedang menggoreng pisang, untuk dijual. Ternyata, tangisan bayi tidak juga berhenti. Tidak lama kemudian, anak saya menggendong bayinya, lalu menangis, dan menjelaskan bahwa bayi itu hanya sendirian di kamar kost, ayah dan ibunya tidak ada,” jelas ibu tiga anak ini, Jumat (04/10/2018).

Menurut Jahida, sejak saat itu, orangtua kandung si bayi tidak pernah terlihat atau datang lagi. “Saya pikir orangtuanya akan datang lagi. Tapi sejak 6 tahun lalu, sampai sekarang tidak ada kabar berita dari orangtua kandungnya. Sejak saat itu, saya bersama almarhum suami yang merawatnya, seperti ketiga anak kandung saya, juga memberinya nama, sayangnya, setelah dia berusia 3 tahun, suami saya meninggal. Dan kehidupan ekonomi saya memburuk, tapi saya tetap merawat dan mengurusnya. Saya menyayanginya seperti anak kandung saya sendiri,” terangnya.

Jahida menjelaskan, yang paling membuatnya sedih, sampai saat ini, Siska belum bersekolah, padahal sudah masuk usia sekolah.

“Iya, kan akte lahirnya tidak ada, harus mencatutkan paling tidak nama orangtua, ayah kandungnya, tapi saya tidak tahu jelas. Yang saya tahu, kalau tidak salah, ayahnya, bernama An, warga Kampung Baru, dan ibunya bernama Inggrid, warga Gogagoman. Hanya itu saja yang saya tahu. Benar atau tidak, hanya itu yang sempat saya tahu, sewaktu mereka tinggal di kost-kostan yang kebetulan dekat dengan rumah saya,” ungkapnya.

Jahida berharap, orangtua kandungnya bisa datang kembali, paling tidak untuk identitas di akte saja, agar Siska bisa sekolah seperti anak seusianya.

“Meski saya orang susah, saya sudah pernah ke Disdukcapil, 3 kali malah. Agar anak ini bisa diterbitkan akte lahirnya, biar bisa sekolah. Cuma tidak bisa, harus ada nama orangtua kandungnya. Begitupun, saya coba ke Pengadilan Agama, namun saya tetap tidak bisa. Saya berharap pemerintah bisa menolong anak ini. Saya sedih, sebagai manusia saya tidak tega. Apalagi Siska melihat anak-anak sebayanya sudah sekolah,” pungkasnya.

Terpisah, Lurah Motcil, Suryono Daun, kepada TOTABUAN.NEWS, mengatakan, akan mendampingi dan menindaklanjuti ini, dengan mencoba menghubungi instansi yang berwenang.

“Terima kasih atas informasi ini. Motcil adalah Kelurahan Percobaan Layak Anak, dan ada kasus seperti ini. Nanti akan kami dampingi, dan upayakan, bagaimana agar anak ini bisa memiliki akte, dan segera sekolah,” kata Daun.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Sarida Mokoginta, mengatakan, saat ini Siska sudah tidak tergolong warga terlantar. Namun, pihaknya akan berupaya berkoordinasi dengan pihak terkait, dan siap membantu.

“Kan berarti sekarang (Siska), sudah ada yang mengasuh, tinggal bagaimana dari Disdukcapil, tapi pihak kami akan membantu jika ada hal-hal yang harus kami lakukan, pemerintah pasti akan bantu. Saya rasa pasti ada aturan yang memgatur hal seperti ini, semoga segera teratasi” pungkasnya.

 

Neno Karlina

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.