TNews, KOTAMOBAGU – Suhu politik menjelang pemilihan wali kota (Pilwako) Kotamobagu yang akan digelar pada 27 November mendatang, kian hari semakin memanas dan menarik perhatian publik.
Konflik internal yang semula mengguncang PDIP, kini bak virus yang mulai menular ke partai lain, termasuk Partai Golkar Kotamobagu.
Drama politik di tubuh Partai Golkar Kotamobagu saat ini berpusat pada perseteruan antara dua kader kuat yang sama-sama berambisi untuk maju dalam Pilwako.
BACA JUGA : Prediksi Pilwako Kotamobagu : Head To Head KIM vs PDIP-Hanura
Meskipun Golkar Kotamobagu hanya mengantongi dua kursi, pengaruhnya dalam Pilwako Kotamobagu cukup signifikan.
Duel Putra Mahkota vs Pangeran
Persaingan ini melibatkan Sekretaris DPD I Partai Golkar Sulut, Raski Mokodompit, sebagai putra ketua DPD II Partai Golkar Kotamobagu, tampaknya memiliki keunggulan dari segi keturunan dan posisi strategis dalam partai di tingkat provinsi.
Apalagi saat ini dirinya dipercayakan oleh Partai Golkar Sulut dalam Lembaga DPRD Provinsi Sulut sebagai wakil ketua DPRD.
Di sisi lain, ada Sekretaris DPD II Partai Golkar Kotamobagu, Herdy Korompot, yang selama ini menjadi tangan kanan Djelantik dan memiliki loyalitas kuat dari para kader Golkar di tingkat lokal, tidak mau kalah begitu saja.
Konflik ini semakin rumit karena keduanya saling berebut rekomendasi partai, yang merupakan tiket penting untuk maju dalam Pilwako.
Pengaruh Djelantik Mokodompit
Hi Djelantik Mokodompit, sebagai figur sentral dalam Partai Golkar Kotamobagu, kini berada dalam posisi sulit. Di satu sisi, ia harus mendukung putranya, Raski Mokodompit.
Di sisi lain, loyalitas Herdy Korompot yang telah terbukti selama masa jabatannya sebagai wali kota, menjadikan Herdy sebagai calon yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dengan kedua kader ini bersaing ketat, Djelantik harus memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan dan mencari jalan tengah yang dapat menguntungkan partai.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Kotamobagu bidang Bapilu, Sudirman Mamonto, saat dikonfirmasi Minggu 20 Mai 2024, terkait konflik di Partai Golkar Kotamobagu, menyatakan bahwa hal tersebut merupakan dinamika yang biasa terjadi dalam organisasi politik.
“Tentu adalah dinamika yang wajar dalam setiap organisasi politik. Perbedaan pandangan dan aspirasi menunjukkan betapa hidupnya partai ini. Kami yakin semua pihak akan bisa duduk bersama untuk mencari solusi terbaik demi kepentingan partai dan masyarakat Kotamobagu,” ujarnya. (**)