TOTABUANEWS, BOLTIM – Kaum pria di Kabupaten Bolmong Timur (Boltim) masih enggan ikut program Keluarga Berencana menggunakan kontrasepsi vaksetomi.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPPPA-KB) Boltim Saida Potabuga mengatakan, pihaknya terus menggalakkan agar kaum dapat berpartisipasi menurunkan angka kelahiran dengan menggunakkan kontrasepsi khusus pria yakni vaksetomi. “Ini untuk mengedepankan hak wanita, Sebab selama ini wanita yang dipaksa menggunakan KB. Padahal ada wanita yang tidak nyaman dan tidak cocok menggunakkan kontrasepsi. Itu menganggu kesehatan mereka,” katanya.
Lanjut, menurut Saida masih banyak mereka yang belum memahami alat bantu tersebut. “Mereka (pria) menganggap bahwa vaksetomi dikebiri, padahal tidak. Justru menjadi vitamin dalam tubuh,” tuturnya.
Dia mengungkapkan Boltim pernah mendapat penghargaan karena berhasil mendapatkan peserta vaksetomi terbanyak, pada 2014. Namun prestasi tersebut menurun pada 2015 yang tak ada peserta baru. “Jumlah peserta kontrasepsi vaksetomi ada 34 orang. Itu peserta lama. Tahun lalu ada calon peserta 10 orang. Saat akan operasi, dokter dari propinsi berhalangan. Saat diundang ulang, mereka sudah tak mau karena salah informasi, takut dikebiri,” tuturnya.
Lebih lanjut, walaupun demikian, Pihaknya akan tetap berupaya melakukannya agar ada keikutsertaan pengguna kontrasepsi vaksetomi tersebut. Partisipasi masyarakat untuk ber-KB makin tinggi. Namun sebagian besar masih menggunakkan pil dan suntik. Sehingga pihaknya mendorong agar terus menggunakan kontrasepsi jangka panjang, dan adapun data saat ini sudah meningat. “Pengguna IUD (Intrauterine Device) atau KB spiral 25 peserta, MOW (metode Operasi Wanita) 3 orang, Kondom 97 peserta, Implan 1.230 peserta, Suntikan 9.102 perserta dan Pil 13.635 peserta,” tutupnya.
Dicky Mamonto