Beranda blog Halaman 2956

28 Orang di Lapas Gorontalo dan 26 Orang Rutan Pondok Bambu Reaktif Corona

0

TNews, JAKARTA – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM mengatakan ada sejumlah penghuni di Rutan Pondok Bambu Jakarta dan Lapas Gorontalo terindikasi terpapar virus Corona (COVID-19) berdasarkan hasil rapid test. Penghuni yang terindikasi terpapar COVID-19 itu langsung dikarantina dan dites swab.

“Warga binaan dengan hasil reaktif terhadap rapid test akan dikarantina di dalam rutan/lapas yang telah disiapkan di setiap wilayah dan dilanjutkan dengan swab dan tes polymerase chain reaction (PCR),” kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Reynhard Silitonga, dalam keterangannya, Selasa (12/5/2020).

Rapid test merupakan metode screening awal untuk mendeteksi virus Corona. Jika seseorang dinyatakan reaktif saat rapid test, selanjutnya harus dilakukan tes metode PCR untuk memastikan positif COVID-19 atau tidak.

Reyhard mengatakan dari hasil rapid test di Rutan Pondok Bambu terdapat 2 orang petugas dan 24 orang warga binaan yang terindikasi terpapar COVID-19. Rapid test tersebut dilakukan terhadap 118 orang petugas, di mana 2 di antaranya petugas Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta; 309 warga binaan; 2 anak bayi; 9 orang pegawai kejaksaan; dan 12 orang pihak eksternal.

Kemudian sebanyak 12 warga binaan yang terindikasi terpapar COVID-19 telah menjalani tes PCR dan dikarantina di Rumah Sakit Pengayoman. Sedangkan dua petugas menjalani isolasi mandiri di rumah dan diperintahkan melapor ke puskesmas atau rumah sakit rujukan COVID-19.

“12 warga binaan lainnya yang hasilnya reaktif saat rapid test, diisolasi mandiri di kamar karantina Rutan Pondok Bambu, sambil menunggu hasil swab yang rencananya akan dilakukan pada 12 Mei 2020 oleh Puskesmas Duren Sawit Sudinkes Jaktim,” kata Reynhard.

Sementara itu, dari hasil rapid test di Lapas Kelas IIA Gorontalo terdapat sebanyak 3 orang petugas dan 25 orang warga binaan terindikasi terpapar COVID-19. Reynhard mengatakan penghuni lapas yang terindikasi terpapar COVID-19 itu dikarantina di Lapas Perempuan Kelas III Gorontalo, yang ditunjuk sebagai lapas untuk isolasi di wilayah Gorontalo. Sedangkan 33 orang warga binaan LPP Gorontalo dipindahkan ke LPKA Kelas II Gorontalo.

“Saat ini warga binaan yang reaktif rapid test telah kami pindahkan ruang isolasi yang sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari. Pengawasan kami lakukan secara maksimal, termasuk dengan memberikan asupan makanan bergizi tinggi dan tambahan multivitamin agar daya tahan tubuh tetap baik,” sebutnya.

Meski demikian, Reynhard mengatakan para penghuni itu belum dipastikan positif COVID-19. Sebab, ia mengaku pihaknya masih menunggu hasil tes PCR dari para penghuni di Rutan Pondok Bambu dan Lapas Gorontalo yang terindikasi terpapar COVID-19 itu.

“Hingga saat ini kami masih menunggu laporan dari kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta dan Gorontalo mengenai hasil swab warga binaan yang reaktif saat rapid test, baik di Rutan Pondok Bambu maupun Lapas Gorontalo. Rapid test hanya digunakan untuk screening awal karena bagaimanapun lapas dan rutan menjadi salah satu tempat yang rawan penyakit menular,” kata Reynhard.

“Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) terus bekerja keras dalam mengkoordinir pencegahan, penanganan, pengendalian dan penanggulangan COVID-19 di UPT Pemasyarakatan, khususnya Lapas, Rutan dan LPKA. Bekerja sama dengan BNPB dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Ditjen PAS, Yuspahruddin, mengatakan terkait adanya informasi 1 orang warga binaan Lapas Bojonegoro yang sempat terkonfirmasi positif COVID-19, setelah dilakukan pengecekan ternyata mengalami sakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi.

“Jadi tidak ada penyakit yang terkait dengan gejala COVID-19 saat warga binaan tersebut dirujuk perawatan di rumah sakit luar lapas. Sehingga kuat dugaan, warga binaan tersebut terpapar COVID-19 di rumah sakit di mana dia dirawat,” tutur Yuspahruddin.

 

Sumber: Detik.com

Kabar Gembira Soal Penelitian Vaksin Corona di Indonesia

0

TNews, JAKARTA – Presiden Joko Widodo memberikan kabar gembira soal penelitian pengujian vaksin Corona yang tengah dilakukan pemerintah. Meski begitu, masyarakat diminta tetap harus waspada dan tidak kendur dalam penanganan penyebaran virus COVID-19 ini.

Kabar gembira disampaikan Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas (ratas) terkait penanganan virus Corona. Menurutnya, ada sejumlah kemajuan penelitian yang dilakukan Kementerian Ristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Saya menerima laporan dari Kemenristek dan BRIN bahwa telah berhasil mengembangkan PCR test kit, kemudian non-PCR diagnostic test dan juga ventilator serta mobile BSL 2 (biosafety level-2). Kita harapkan paling tidak akhir Mei atau awal Juni sudah mulai kita produksi,” ungkap Jokowi dalam rapat terbatas yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/5/2020).

Jokowi juga menyebut sudah ada kemajuan dari pengujian terhadap plasma darah pasien Corona yang sudah sembuh untuk pengobatan. Kemudian pengujian stem cell untuk memperbaiki organ yang rusak karena virus Corona.

“Juga saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan terhadap pengujian plasma yang rencananya ini akan dilakukan pengujian klinis berskala besar di beberapa rumah sakit dan juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak,” tutur Jokowi.

Kabar yang cukup menggembirakan soal vaksin Corona disampaikan Jokowi dalam kesempatan ini. Penelitian pemerintah akan penemuan vaksin sudah cukup berhasil.

“Kemajuan signifikan juga terjadi pada penelitian genome sequencing. Ini tahapan yang sangat penting dalam menuju tahapan berikutnya dalam menemukan vaksin yang sesuai dengan negara kita,” ungkapnya.

Jokowi berharap agar inovasi-inovasi ini didukung semua pihak. Termasuk diberi kemudahan dalam perizinan dan distribusinya.

“Saya minta seluruh riset dan inovasi tadi ini didukung penuh proses-proses perizinannya dipercepat dan disambungkan dengan industri, baik itu dengan BUMN maupun swasta,” sebut Jokowi.

Soal pengembangan vaksin Corona sempat disampaikan Menristek Bambang Brodjonegoro beberapa waktu lalu. Ia menyebut pihaknya saat ini sedang mengembangkan serum hingga vaksin COVID-19.

Bambang menjelaskan, saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, sedang mendeteksi secara detail karakteristik virus Corona yang ada di Indonesia. Dalam mengembangkan vaksin ini, indonesia bekerja sama dengan pihak luar negeri.

“Terakhir terkait vaksin, saat ini lembaga Ejikman sedang melakukan whole genome sequencing diperlukan untuk mendeteksi virus COVID-19 yang ada di Indonesia sebenarnya seperti apa, dan datanya (nanti) di-share secara internasional,” kata Bambang saat live di Youtube BNPB, Minggu (3/5).

Menurut Bambang Brodjonegoro, penelitian ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Pengembangan vaksin, sebut dia, bertujuan untuk mencegah wabah virus-virus lainnya menyebar.

“Untuk vaksin Eijkman sedang berupaya untuk pembuatan vaksin yang waktunya tidak pendek. Salah satu alternatif mendorong kerja sama lembaga Eijikman dengan lembaga internasional yang lakukan penelitian,” sebut Bambang.

“Vaksin yang dikembangkan diharapkan bisa cegah virus yang berkembang di Indonesia. Jadi, menekankan pada virus yang terjadi di Indonesia, itu sangat penting,” lanjutnya.

Eijkman telah mengirim tiga sampel virus Corona ini ke Platform pusat data virus influenza Internasional (GISAID). Hasilnya diketahui tipe COVID lain di luar 3 tipe yang ada di dunia.

“Tadi pagi kami sudah mendapatkan update dari Prof Amin Subandrio, Kepala Eijkman, mengenai analisa dari 3 whole genome sequences (WGS) yang dikirim ke Indonesia. Sejauh ini, dari informasi GISAID, ada 3 tipe COVID-19 yang ada di dunia, ada tipe S, tipe G, dan tipe V. Di luar 3 tipe itu ada yang disebut sebagai tipe lain, jadi yang belum teridentifikasi. Dan ternyata whole genome sequences yang dikirim Indonesia termasuk kategori yang lainnya,” jelas Bambang dalam rapat gabungan virtual DPR RI, Selasa (5/5).

Bambang menyebut WGS diperlukan sebagai langkah penemuan vaksin untuk virus Corona setelah dilakukan serangkaian uji coba. Kemenristek juga akan bekerja sama dengan pihak lain untuk pengembangan vaksin, yang diperkirakan akan memakan waktu satu tahun.

“Di mana setelah whole genome sequences dilakukan atau dibuat protein rekombinan untuk menghasilkan antigen, kemudian dilakukan uji coba pada hewan, invivo, kemudian uji klinis pada manusia, kemudian diuji coba pada skala produksi, dan harapannya kemudian kita bisa memproduksi vaksin,” ujar Bambang.

“Mengenai waktunya memang masih sulit diperkirakan, meskipun Eijkman sudah mengatakan kemungkinan tercepat adalah satu tahun. Satu tahun itu kira-kira dari bulan Maret kemarin. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah ada berita baik. Tentunya akan mendorong kerja sama dengan pihak luar juga yang mengembangkan vaksin sehingga harapannya nanti vaksin bisa ditemukan lebih cepat dan bisa langsung efektif, terutama untuk virus yang kemungkinan beredarnya di Indonesia,” lanjut dia.

Terkait pengembangan vaksin Corona, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memprediksi vaksin virus tersebut baru akan tersedia akhir 2021. Untuk itu, pemerintah meminta masyarakat agar terus bekerja sama dalam memerangi virus Corona.

“Sekali lagi, kesadaran kolektif untuk bisa memahami, selama bangsa-bangsa di dunia belum berhasil menemukan vaksin, maka kita tidak boleh kendur, tidak boleh lengah. Bapak Presiden selalu menekankan jangan kendur, walaupun beberapa daerah mengalami kekurangan kasus konfirmasi,” kata Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo usai ratas bersama Jokowi.

 

Sumber: Detik.com

AS Sebut China Berusaha ‘Curi’ Data Vaksin Corona

0

TNews, JAKARTA – Pemerintah AS sedang mempersiapkan peringatan resmi bahwa peretas dan mata-mata China telah melakukan upaya untuk mencuri penelitian Amerika yang bertujuan untuk mengembangkan vaksin virus Corona COVID-19, seperti yang dilaporkan oleh media New York Times dan The Wall Street Journal.

Peringatan itu disebut akan dirilis dalam ‘beberapa hari mendatang’ oleh FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Laporan tersebut juga menambahkan peretas China mencari informasi tentang perawatan COVID-19 dan pengujian beberapa obat selain vaksin.

Mengutip SCMP, disebutkan bahwa pemerintah AS sedang dalam mode ‘siaga’ atas upaya entitas China untuk meretas basis data penelitian virus Corona dengan adanya kemajuan beberapa perusahaan AS tentang solusi membantu mengendalikan wabah COVID-19. Pejabat AS menuduh para peretas terkait dengan pemerintah China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menanggapi laporan investigasi media AS dengan mengatakan bahwa China telah membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan perawatan bagi pasien virus Corona.

“Kami memimpin dunia dalam pengobatan dan penelitian vaksin COVID-19. Tidak bermoral untuk menargetkan China dengan rumor dan fitnah tanpa adanya bukti,” kata Zhao kepada wartawan di Beijing.

Gao Fu, kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China mengatakan kepada China Global Television Network, bahwa vaksin yang saat ini sedang berada di tahap dua dan tiga uji klinis dapat tersedia untuk penggunaan darurat pada bulan September mendatang.

The New York Times mengatakan pemerintah AS yang diharapkan akan memata-matai mata-mata China, dapat membuka jalan bagi operasi resmi yang disetujui oleh agen-agen AS yang terlibat dalam perang cyber, termasuk Pentagon’s Cyber Command dan Badan Keamanan Nasional.

Pekan lalu dalam sebuah pesan, Inggris dan Amerika Serikat memperingatkan peningkatan serangan siber terhadap para petugas kesehatan yang terlibat dalam penanganan coronavirus oleh penjahat yang terorganisir.

 

Sumber: Detik.com

Merasa Terpojok dengan Pemberitaan, Ferbrianto Tangahu Sampaikan Ini

0
febrianto tangahu

TNews, KOTAMOBAGU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bolaang Mongondow, Febrianto Tangahu, merasa terpojok dengan pemberitaan sejumlah media, terkait persoalan dirinya dengan tim Satgas Covid-19 Kotamobagu, yang terjadi di toko Tita Senin (11/05) kemarin.

Kepada Tim Redaksi Totabuan News, Ia kembali menegaskan, apa yang sudah diberitakan sebelumnya sudah terlalu berlebihan. “Saya merasa sudah terpojok denga pemberitaan pemberitaan itu. Saya merasa dirugikan. Sehingga langkah untuk klarifikasi saya harus lakukan lagi,” ungkap Tangahu.

Ia pun sedikit menceritakan kronologis adu mulut dengan tim Satgas Covid-19 Kotamobagu yang terjadi di toko Tita itu. “Ini harus saya klarifikasi lagi, agar semua tahu, dan tidak seperti yang diberitakan sebelumnya,” jelas Tangahu.

“Awal ceritanya seperti ini, Sebagai Wakil rakyat, dengan adanya kasus positif ke-63 yang merupakan tenaga kesehatan disalah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Bolmong, saya mendapat laporan masyarakat dari Kecamatan Lolayan. Masyarakat mengeluh dan menyayangkan tidak adanya ketegasan dan keterbukaan tim gugus tugas, sehingga hal itu berakibat adanya positif Covid-19 dan merupakan tenaga kesehatan. Masyarakat saya juga sempat memeriksakan diri pada pasien yang sudah positif ini, jadi muncul kekhawatiran mereka dan hal itu disampaikan kepada saya,” cerita aleg Partai NasDem ini.

Febrianto menambahkan, hal lain yang disampaikan masyarakat padanya adalah, pasien positif ini masih dibiarkan membuka kegiatan praktek dalam kondisi yang ternyata sudah positif.

“Yang melaporkan ke saya Ibu-ibu yang menjadi pasien dan sudah terlanjur memeriksakan diri kepada tenaga kesehatan yang positif Covid-19 saat ini,” ujarnya.

Febrianto mengatakan, dirinya sempat menyampaikan beberapa solusi pada Ibu-ibu yang telah khawatir itu, untuk meredam kepanikan mereka.“Saya berikan mereka solusi dengan berani memeriksakan diri pada tenaga medis yang menangani tes covid atau isolasi mandiri dengan menjalankan apa yang menjadi anjuran pemerintah,” katanya.

Dia pun berencana akan menyampaikan keluhan Ibu-ibu ini kepada media, agar aspirasi mereka dapat dibaca publik dan ada ketegasan dari tim gugus tugas covid-19 kedepanya. Sehingga kata Febrianto, dalam penanganan agar tidak terjadi penyebaran, tak ada perlakuan pandang bulu karena bisa berakibat fatal pada kesehatan banyak orang, terutama kaum Ibu-ibu.

“Saya memang berpikir hal ini akan disampaikan kepada beberapa media untuk diberitakan. Nah, sebelum saya menelpon teman-teman jurnalis, saya ke kantor lebih dulu. Setelah itu ke Kotamobagu karena saya masih harus membeli minuman bersoda seperti fanta untuk persediaan di rumah,” jelasnya.

Febrianto pun membeli minuman bersoda di Toko Tita yang berada di Kelurahan Kotobangon. “Disana harga minumanya murah dan terjangkau. Saya parkir mobil jauh dari toko tita karena suasana jalan saat itu macet,” katanya.

Saat dirinya sampai di toko tita untuk membeli minuman, dia berpapasan dengan tim gugus tugas yang berada di toko itu dan sedang melakukan sosialisasi tentang penanganan covid-19.

Setiba di toko tita, dia menemui pemilik toko dan membicarakan rencana pembelian minuman bersoda. Dia juga melihat tim ini sudah mulai pulang tapi masih ada satu mobil dinas lagi yang tinggal.

“Tiba-tiba seorang Ibu dalam mobil yang tinggal itu meminta pembeli di toko cepat pulang dan toko sudah harus ditutup. Saya spontan menjawab, ya pulang saja. Si Ibu ini rupanya tidak terima dan keberatan dengan jawaban saya itu. Dia meminta saya mengulangi kalimat yang saya sampaikan,” bebernya.

Saat itu juga kata Febrianto, terjadi adu argumentasi antara dirinya dan seorang Ibu tadi. “Dia sampaikan tidak terima dengan jawaban saya yang mengatakan pergi saja. Saya sampaikan juga, tidak ada yang salah dengan kalimat yang diucapkan,” katanya.

Lanjut Febrianto, tak terima dengan sikap si Ibu tadi, dirinya langsung menyampaikan ungkapan protes. “Saya katakan, kenapa untuk kami pembeli di toko ibu sangat tegas. Tapi, pada tenaga kesehatan yang sempat buka praktek padahal sudah kondisi positif, tidak ada ketegasan dan tim gugus tidak melarang agar yang bersangkutan tak membuka praktek lagi. Si Ibu terdiam dan langsung bergegas,” tutur Febrianto.

Setelah kejadian itu, Febrianto pun melanjutkan pembicaraan dengan pemilik toko tita dan membeli minuman bersoda. “Sekira 10 menit berselang, tim tadi balik lagi di toko tita. Ada salah satu pejabat yang bersama mereka sempat menarik tangan saya. Pejabat ini bertanya apa yang saya sampaikan pada ibu itu. Saya katakan, lepaskan tangan saya karena saya dan kamu tidak ada urusan,” ungkap Febrianto.

Saat itu juga Febrianto mempertanyakan upaya penanganan mereka dalam menghambat pandemi Covid-19. Suasana sempat panas namun perdebatan mereka tak berlangsung lama karena ada seorang ASN yang melerai.

“Kalau benar-benar bekerja, jangan hanya di pasar dan di jalanan saja yang diimbau agar mengikuti anjuran pemerintah, menerapkan social distancing dan physical distancing. Sementara tenaga kesehatan yang akhirnya telah positif covid-19 dibiarkan melaksanakan praktek. Itu kalimat yang saya sampaikan,” tukasnya.

Bahkan kata Febrianto, dirinya bertanya, siapa yang akan bertanggungjawab pada puluhan Ibu-ibu yang sempat memeriksan diri pada pasien positif itu. “Ibu-ibu yang sempat kontak dengan pasien ini sangat khawatir ketika mendengar kabar tenaga kesehatan yang sempat memeriksa mereka, ternyata positif covid-19 pasien ke-63. Kami berdua pun berdebat panas saat itu juga. Jadi ini semua kondisi yang sebenarnya,” pungkas Febrianto.

Dia menyayangkan adanya pemberitaan yang justru berbeda dengan kejadian sebenarnya saat di toko tita. Febrianto menegaskan, keberatan dengan beberapa pemberitaan tanpa langsung konfirmasi padanya.

“Bukan seperti yang berkembang pada pemberitaan bahwa saya ada kongkalingkong dengan pemilik toko tita, atau menghadang dan tidak patuh dengan anjuran tim penangangan covid. Saya gunakan hak jawab dan hak koreksi, pemberitaan yang berkembang keliru, saya harus luruskan. Publik harus tahu bahwa seperti ini kejadian yang sebenarnya,” tandasnya.

 

Tim Totabuan News

Kelamaan Pakai Masker, Ini Kondisi Wajahnya Ratu Kecantikan yang Jadi Dokter Corona

0

TNews, SELEB – Bhasha Mukherjee, ratu kecantikan yang meraih gelar Miss England 2019 menggantungkan mahkotanya dan kembali bekerja sebagai dokter setelah pandemi virus Corona. Bhasha memperlihatkan kondisi wajahnya saat ini setelah memakai masker terlalu lama.

Di Instagramnya, Miss England 2019 Bhasha Mukherjee memperlihatkan kulit wajahnya yang rusak karena memakai masker jenis FFP3. “Ini hanya memakai masker FFP3 kurang dari satu jam. Bayangkan jika menggunakannya, bernapas dengan napasmu sendiri lagi dan lagi, selama 12 jam,” tulis wanita yang menjadi dokter junior itu di Instagramnya.

“Coba bayangkan tidak punya pilihan, karena kamu memilih karier sebagai perawat atau dokter. Bayangkan bekerja setiap hari, sementara pasanganmu ada di ICU, atau ibu atau ayahmu. Aku melihat itu setiap hari,” tambah Bhasha.

Tulisan Bhasha tersebut bukan dalam rangka mengeluh karena kembali bekerja sebagai dokter. Namun dia kesal dengan orang-orang yang mengeluhkan tak tahan keluar rumah karena hanya ingin ke salon atau klinik kecantikan.

Sementara di rumah sakit para perawat menangis. Mereka bahkan banyak pengorbanan, termasuk kulit wajah yang rusak karena pemakaian masker.

“Perawat mencari pojok yang sepi untuk mengelap air matanya. Pekerja muda yang cantik, kulit dan rambut mereka rusak, sementara orang di rumah mengeluh tidak bisa ke salon dan klinik kecantikan,” ungkap Bhasha di Instagramnya.

Bhasha pun mengungkapkan bahwa tim medis bekerja selama 12 jam. Sementara saat ini orang bekerja dari rumah dari tetap digaji.

“Perspective. Gratitude. Reality check,” begitu tulisnya di akhir kalimat yang meminta orang agar lebih bersyukur.

Bhasha Mukherjee seharusnya sudah tak lagi bertugas sebagai dokter. Namun corona membuatnya terpanggil membantu rekan-rekannya di rumah sakit.

Bhasha Mukherjee terpilih sebagai Miss England 2019 pada Agustus tahun lalu. Dia kemudian memutuskan cuti sejenak dari kariernya sebagai dokter junior setelah mewakili Inggris di ajang Miss World 2019 pada Desember 2019.

Ia cuti sebagai dokter karena dia mendapat tugas sebagai duta untuk beberapa program amal. Dia ingin fokus melakukan kegiatan kemanusiaan.

 

Sumber: Detik.com

Gembong Narkoba Meksiko Meninggal karena Corona

0

TNews, INTERNASIONAL – Gembong kartel narkoba Meksiko meninggal karena virus Corona. Dia meninggal saat menjalani hukuman penjara usai memenggal 12 orang.

Bos kartel Los Zetas, Moises Escamilla May — dikenal sebagai Gordo May (Fatty May) — tengah menjalani hukuman penjara 37 tahun di negara bagian Jalisco, Meksiko barat atas dakwaan kejahatan terorganisir dan membawa senjata ilegal.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (12/5/2020), di antara berbagai kejahatan yang dilakukan Escamilla adalah pemenggalan 12 orang di negara bagian Yucatan, Meksiko tenggara pada tahun 2008.

“Dia tidak menderita penyakit lain dan mulai menunjukkan gejala sulit bernapas pada 6 Mei,” demikian disampaikan Kementerian Kesehatan Meksiko akhir pekan lalu, tanpa menyebut nama Escamilla.

Sehari kemudian gembong kartel itu dibawa ke rumah sakit namun kemudian meninggal.

Sumber di kantor penuntut umum di Jalisco mengonfirmasi kepada AFP, bahwa benar Casmilla telah meninggal.

Gembong kartel narkoba itu ditangkap oleh kepolisian federal beserta delapan rekannya pada September 2008 silam di resor pantai tenggara Cancun, tempat basisnya berada.

Sebelumnya, banyak kelompok sipil telah mengingatkan pemerinta akan risiko penyebaran virus Corona di penjara-penjara Meksiko yang kerap penuh sesak.

Sejauh ini, Meksiko telah mencatat 35 ribu kasus COVID-19 dan hampir 3.500 kematian.

 

 

Sumber: Detik.com

Eks Ketua DPRD Ini Dijerat Pidana karena Sebar Rekaman ‘Hoax’ Corona

0

TNews, MOROWALI – ‘Kena batunya’. Mungkin pepatah yang cocok untuk mantan Ketua DPRD Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), Irwan Arya.

Irwan Arya ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Morowali karena diduga menyebarkan informasi bohong (hoax). Hoax yang diduga disebar Irwan Arya berkaitan dengan virus yang saat ini tengah mewabah di Indonesia, yakni Corona (COVID-19).

“Pelaku penyebar berita bohong atau hoax atas nama Irwan Arya, sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan mulai terhitung hari ini,” kata Kabag Ops Polres Morowali AKP Nasruddin, Senin (11/5/2020).

Politikus Partai Demokrat itu juga sudah ditangkap oleh polisi. Informasi hoax itu disebarkan Irwan Arya berada dalam sebuah rekaman.

Nasruddin menyebut rekaman tersebut disebar Irwan melalui WhatsApp (WA). Kejadiannya terjadi pada awal April 2020 lalu.

“Rekaman itu disebar dan ditransmisikan oleh akun WhatsApp !w@N @ry@ dengan nomor telepon +62 82261837777 pada Senin, 6 April 2020 sekitar pukul 09.21 Wita. Atas perbuatannya mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik melalui group WhatsApp ‘Morowali Media Center’,” ungkap Nasruddin.

Irwan Arya dijerat sebuah Pasal 45a ayat 1 Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Ancaman hukuman bagi yang melanggar pasal tersebut, yakni pidana penjara paling lama selama 6 tahun.

Berikut bunyi Pasal 45a ayat1 UU ITE:

Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

 

Sumber: Detik.com

Masuk Kriteria Menantu Idaman

0

TNews,  SELEB – Robby Purba berbicara kriteria pasangannya. Ternyata sang ibu juga turut ambil andil, yaitu menginginkan menantu berdarah Batak.

Mendengar hal itu Ruben Onsu langsung menyinggung sosok Ayu Ting Ting. Hal itu terungkap di Brownis Trans TV, Senin (11/5/2020).

“Insyaallah harus muslimah. Orang Batak,” kata Robby Purba kepada Ruben Onsu.

“Tapi dia (Ayu Ting Ting) bisa dibatak-batakin, kau bisa kan,” kata Ruben.

Mendengar hal itu Ayu langsung tertawa. Namun dirinya mengaku tak bisa seperti yang diinginkan oleh ibunda Robby.

“Nggak bisa gue,” kata Ayu.

Selain itu, Robby Purba menyebut kriteria pasangan lainnya, yaitu sosok perempuan yang baik hati.

Karena masih penasaran, Ruben kembali menyinggung bahwa kriteria yang diinginkan ibunda Robby Purba adalah bersuku Batak.

“Oh mau satu daerah yang sama,” imbuhnya.

 

Sumber: Detik.com

Waspada! Petugas Bakal Sidak ke Pasar Cegah Peredaran Daging Babi yang Disulap Jadi Sapi

0
ilustrasi

TNews, KABUPATEN BANDUNG – Satgas Pangan Kabupaten Bandung melakukan sidak ke Pasar Baleendah Kabupaten Bandung. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi peredaran daging babi yang disulap jadi ‘sapi’ di masyarakat.

Sebelumnya, polisi menangkap empat pelaku yang mengedarkan daging babi yang diaku sebagai daging sapi. Mereka diduga telah melancarkan aksinya selama satu tahun, sekitar 63 ton pun telah diedarkan.

Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan selaku Ketua Satgas Pangan mengatakan, dalam agenda kali ini dilakukan pengecekan dan pengetesan kepada setiap pedagang daging di Pasar Baleendah.

“Jadi hari ini Satgas Pangan kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kita lakukan sidak pasar. Tujuannya untuk mengecek apakah benar terkait adanya kasus kemarin yang ada peredaran daging sapi yang berasal dari daging babi,” kata Hendra, usai sidak di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (12/5/2020).

Dalam sidak kali ini, Satgas Pangan melakukan pengecekan serta mengetes daging menggunakan alat rapid test. Alat ini dapat mendeteksi kandungan yang mengindikasikan ke daging babi.

Ada 20 sampel daging di tiap pedagang yang telah dilakukan rapid test terhadap daging yang mereka jajakan. 20 sampel tersebut mengindikasikan negatif daging babi.

“Kami tadi melakukan pengecekan dan sudah melakukan pengetesan sekitar 20 sampel. Alhamdulillah di Pasar Baleendah ini negatif hasilnya,” terang Hendra.

Langkah ini akan dilakukan ke setiap pasar lainnya di Kabupaten Bandung. Langkah ini pun ditujukan agar peredaran daging babi di pasaran dapat dihindarkan dan tidak meluas.

“Kita akan pertahankan ke pasar-pasar lainnya agar peredaran daging ini tidak meluas ke mana- mana,” ujarnya.

Hendra mengingatkan agar masyarakat tidak tergiur dengan harga yang murah. Karena daging babi ini dijual dengan harga yang jauh dari harga pasaran.

“Jadi biasanya daging ini ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Artinya berbeda Rp.20 ribu atau Rp.30 ribu dengan harga di pasaran,” pungkasnya.

 

 

Sumber: Detik.com

Masjid Biru Kembaran Hagia Sophia di Istanbul

0

TNews, WISATA RELIGI – Sultan Ahmed Camii atau lebih dikenal sebagai Masjid Biru merupakan salah satu bangunan termegah di Turki. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan zaman kejayaan Dinasti Ottoman yang masih berfungsi hingga saat ini.

Simbol Kejayaan Ottoman yang Memudar

Setelah penandatanganan Perjanjian Zsitvatorok antara Kekaisaran Ottoman dan Kerajaan Habsburg, Sultan Ahmed I memimpin kerajaan yang telah melalui zaman keemasannya. Dalam kurun waktu lima belas tahun sejak tahun 1603, kerajaan mengalami kekalahan besar dalam perang melawan Persia. Sultan Ahmed I memutuskan untuk membangun sebuah masjid megah untuk mengembalikan nama besar Ottoman.

Dibangunlah Sultan Ahmed Camii, masjid pertama Kekaisaran Ottoman. Sebelumnya Hagia Sophia atau Ayasofya yang dianggap sebagai masjid resmi kerajaan. Namun masjid itu adalah bangunan peninggalan Kekaisaran Byzantium.

Pembangunan masjid mengundang kemarahan kaum ulama karena dananya dikumpulkan dengan meloroti kas negara. Sementara sultan-sultan sebelumnya membiayai pembangunan masjid dari harta pampasan perang. Apa mau dikata, Ahmed I memang tak berhasil mengumpulkan banyak kekayaan dari perang. Selain itu jumlah menaranya dianggap hendak menyamai Ka’bah di Makkah.

Kembaran Hagia Sophia dengan Perpaduan Arsitektur Islam dan Kristen

Masjid Biru dibangun sejak tahun 1609 sampai 1616. Arsiteknya adalah Sedefkar Mehmed Aga. Mehmed Aga menjadikan Ayasofya sebagai cetak biru masjid. Dia memadukan elemen arsitektur Kristen era Byzantium dan Islam. Ide dari gurunya, Mimar Sinan juga dimasukkan untuk mewujudkan visi mengenai sebuah masjid yang megah. Karena itulah, Sultan Ahmed Camii dianggap sebagai masjid agung terakhir dari zaman klasik.

Majid dibangun di atas tanah yang dulunya adalah tempat berdirinya istana kerajaan Byzantium, berhadapan dengan Ayasofya. Memiliki enam kubah, enam menara, dan delapan kubah sekunder.

Dinding bagian dalam dilapisi dengan 20.000 ubin keramik dari Iznik. Langit-langitnya didominasi warna biru. Dari sinilah julukan Masjid Biru berasal. Ubin di lantai kedua memiliki pola rumit buah-buahan, bebungaan, dan cemara. Sementara lantai dasar dihiasi ubin dengan pola sederhana. Perbedaan ini disebabkan karena dana pembangunan yang terus disusut. Sehingga kualitas ubin yang digunakan pun semakin berkurang dari waktu ke waktu.

Mihrab terbuat dari marmer yang dipahat dengan hati-hati. Sementara lampu berlapis emas, bola-bola kristal, dan telur burung unta menghiasi langit-langit. Sayangnya dekorasi ruangan ini sekarang sudah diamankan di museum.

Terbuka untuk Pengunjung, Bahkan yang Non-Muslim

Selain berfungsi sebagai masjid, Sultan Ahmed Camii adalah sebuah kompleks luas tempat berlangsungnya segala jenis kegiatan sosial. Di lahan masjid juga berdiri madrasah, sekolah dasar, paviliun kerajaan, arasta bazaar tempat para pedagang berjualan suvenir, taman, dan makam.

Wisatawan bebas berpiknik di pelataran maupun mengunjungi masjid, asal mematuhi aturan berbusana yang ditetapkan pengelola.

 

Sumber: Merdeka.com

BERITA TERBARU