TNews, YOGYAKARTA – Sebanyak 20 siswa Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta dilibatkan dalam acara Haul ke-99 maestro lukis Saptohoedojo. Mereka diajak berdiskusi dengan tema Seni Budaya yang menyatukan hingga melukis sketsa dengan objek suasana di sekitar mereka.
Dialog yang digelar di Museum Saptohoedojo, Jl. Adisucipto Km 9 Yogyakarta pada hari Jumat, 2 Februari 2024 diisi oleh narasumber mantan Kepala Sekolah SMSR Yogyakarta, Rahmat.
Rahmat yang juga seorang praktisi sekaligus pengamat seni rupa ini menceritakan tentang spirit sejarah panjang perjuangan Saptohoedojo mengangkat seni lukis dan seni lainnya sampai ke tingkat dunia serta romantika mengelelola sebuah museum seni rupa.
“Jejak masa lalu yang telah diberikan oleh seorang maestro Saptohoedojo dalam berkarya begitu luar biasa, memberi inspirasi kuat bagi anak-anak generasi sekarang yang memiliki karya cipta dan kreativitas.”
“Pada usia 22 tahun, Saptohoedojo merantau ke Malaysia tanpa modal meskipun dirinya keturunan ningrat. Ia tak mau dimanjakan oleh harta orangtuanya.”
Rahmat menceritakan itu dengan tujuan agar para calon seniman muda yang hadir dalam kegiatan ini dapat mencontoh semangat dan spirit Saptohoedojo yang terjum di dunia seni.
Sementara itu, Yani Saptohoedojo, istri almarhum Saptohoedojo mengungkapkan, ada kenangan tersendiri ketika Saptohoedojo masih hidup. Dia selalu mengundang anak-anak sekolah, diberikan ceramah untuk belajar bagaimana menjadi seniman dan menghargai budaya Indonesia.
“Dari kecil Saptohoedojo selalu belajar. Ia selalu ikut lomba-lomba dan selalu juara.”
“Dengan keahliannya melukis, ia membawa sketsa-sketsa lukisan hingga akhirnya bisa menjadi pelukis di kerajaan Malaysia.”
“Dari situ ia mengumpulkan uang, dan uangnya digunakan untuk mencapai cita-citanya ingin belajar ke seluruh dunia. Dia percaya bahwa seni di tiap negara berbeda.”
“Dia juga belajar interior di Jepang. Segala sesuatu ia pelajari selama tinggal 25 tahun di luar negeri,” tambah Yani.
Yani berharap, dengan kegiatan ini terbangun jembatan hubungan batin yang kuat dan menyatukan antara senior seni rupa yang sudah mendunia dengan juniornya, yaitu para peserta diskusi yang rata-rata berusia belasan tahun, sehingga terjadi keberlanjutan atas kiprah seni rupa Indonesia atau Yogyakarta khususnya ke tingkat seni rupa dunia.
Hari, ketua panitia pelaksanaan acara ini juga membeberkan, galeri Saptohoedojo telah dikunjungi oleh banyak kepala negara. Beberapa di antaranya adalah pemimpin Tibet, Dalai Lama. Ada juga Presiden Bulgaria dan Kanselir Jerman yang pernah datang dan mengagumi karya-karya sang maestro.
Sebagai tambahan, pada Haul ke-99 Saptohoedojo juga ada kegiatan ziarah para seniman di Makam Giri Sapta Imogiri Bantul Yogyakarta pada Selasa, 6 Februari 2024 pukul 09.00 – 12.00 WIB.*
Reporter : Clementine