TNews, KOTAMOBAGU – Di tengah situasi politik yang semakin memanas menjelang Pemilihan Gubernur (Pigub) dan Pemilihan Walikota (Pilwako), dua tokoh politik ternama, Raski Azhari Mokodompit (RAM) dan Weny Gaib, menunjukkan kedewasaan politik melalui pertemuan yang penuh kehangatan dan kekeluargaan.
Pertemuan yang berlangsung Rabu 05 Juni 2024 malam, menyoroti pentingnya menjaga silaturahmi di tengah persaingan politik yang ketat.
Raski Azhari Mokodompit, yang merupakan wakil ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara, mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Weny Gaib bukan hanya sekadar temu kangen, melainkan sebuah langkah penting dalam membangun kemistri dan mempererat hubungan lama.
BACA JUGA : Raski Mokodompit Mengerucut Dampingi Dokter Weny, Didukung Sejumlah Politisi Kawakan
“Kami adalah kawan lama, dan silaturahmi ini sangat berarti bagi kami. Di tengah situasi politik yang kian panas, penting bagi kami untuk menunjukkan bahwa persahabatan dan kerja sama dapat tetap terjaga,” ujar RAM.
Dalam pertemuan tersebut, kedua tokoh ini membahas berbagai isu penting yang menjadi perhatian masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Sebagai kota yang berkembang dengan basis jasa, peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi menjadi fokus utama diskusi. “Kita harus terus mendorong pendidikan dan ekonomi masyarakat, khususnya UKM, agar kota kita dapat terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi warganya,” tambah RAM.
Sementara itu, Weny Gaib, yang juga seorang dokter, membenarkan bahwa pertemuan tersebut adalah wujud dari persahabatan lama yang harus tetap dijaga. “Saya dan RAM telah lama saling kenal, kami sepakat bahwa kepentingan masyarakat adalah yang utama,” tegas Weny.
Meskipun situasi politik sedang memanas, silaturahmi antara Raski Azhari Mokodompit dan Weny Gaib memberikan harapan baru akan adanya kedewasaan dalam berpolitik.
Kedua tokoh ini menunjukkan bahwa persahabatan dan kerja sama tetap bisa terjalin erat, bahkan di tengah persaingan politik yang ketat.
Pertemuan ini bukan hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga menjadi momentum penting untuk merumuskan strategi bersama dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.
(Konni balamba)
