TOTABUANEWS, BOLTIM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI), melakukan audit pembangunan Pasar Pondabo di Desa Tutuyan.

Nasarudin Simbala mengungkapkan, sudah banyak dana dikeluarkan untuk pembangunan pasar di Ibukota Kabupaten sejak 2011. “Untuk bangunanya sudah Rp 3,5 miliar dan jalan senilai Rp 2,4 miliar. Hampir setiap tahun ada dananya, namun hingga saat ini belum dimanfatkan,” tutur politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuagan (PDIP) tersebut.

Kondisi pasar Pondabo terus dipertanyakan masyarakat Ibokota. Warga curiga proyek pasar tersebut untuk mengeruk keuntungan. “Pembangunan gedung dan status lahannya tak jelas. Kami harap BPK melakukan audit investigasi lebih dalam,” harapnya.

Dia menilai perencanaan pembangunan pasar tersebut tak matang. Pembangunan Pasar Pondabo dinilainya hanya menghabiskan anggaran, tak mempertimbangkan asas manfaatnya. “Beralasan (Pemda) tak ada masyarakat mau berjualan. Faktanya sudah banyak masyarakat jualan di bahu jalan Ibukota,” jelasnya.

Fraksi PDIP akan mendorong DPRD agar melakukan dengar pendapat dengan pemda terkait pasar tersebut. “Kita menunggu hasil pemeriksaan BPK, itu akan jadi bahan kontrol DPRD,” katanya.

Dia pun mengimbau agar pemda menunda pembangunan pasar baru. Ia mendorong agar pasar yang telah dibangun segera dioperasikan. “Jangan dulu bangun pasar baru, manfaatkan dulu pasar yang sudah ada. Pasar Buyat, Pasar Motongkad, Pasar Nuangan dan Pasar Mooat hingga saat ini belum dioperasikan,” ungkapnya.

Sekadar Informasi Boltim telah membangun delapan pasar yakni pasar Buyat senilai Rp 2,2 miliar,  pasar Motongkad senilai Rp 2,3 miliar, Pasar Iyok senilai Rp 2,3 miliar dan pasar Kotabunan sekitar Rp 10 miliar. Selain itu, pemda pasar Desa Lanut senilai Rp 1 miliar, pasar Modayag sebesar Rp 8 miliar dan pasar pondabo Tutuyan sebesar Rp 3,5 miliar. Boltim juga memiliki Pasar Mooat yang dibangun senilai Rp 1 miliar oleh kementerian Koperasi melalui salah satu koperasi di Mooat. Pemda pun telah membangun jalan pasar Modayag sebesar Rp 10 miliar, jalan pasar Tutuyan sebesar Rp 2,4 miliar dan jalan pasar Kotabunan sebesar Rp 1,7 miliar.

Hingga saat ini baru Pasar Modayag dan Pasar Kotabunan yang beroperasi. Pedagang merupakan penjual yang direlokasi dari pasar lama.

Peliput: Dicky Mamonto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.