TNews, EKONOMI – Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di bawah 5%. Bahkan, bisa tidak tumbuh sama sekali alias 0% karena wabah Corona yang melanda.
Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia level kontraksi tersebut masih berada dalam level yang sangat wajar. Mengingat yang terpukul karena Corona ini bukan hanya Indonesia saja, namun juga menyerang nyaris seluruh negara di dunia. Bahkan, negara maju sekalipun kontraksi pertumbuhan ekonomi lebih dalam dari Indonesia.
“Kalau kemudian pertumbuhan ekonomi kita melambat itu adalah sesuatu hal yang wajar karena itu bukan hanya kita. Semua negara mengalami kontraksi yang mungkin lebih besar dari kita,” ujar Piter Abdullah dalam acara Ngobrol Bareng Syita Talks bertajuk Pemulihan Ekonomi Nasional, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya, dibanding negara-negara maju seperti China dan Amerika Serikat, kontraksi 0% buat Indonesia itu masih menunjukkan kinerja ekonomi yang baik.
“Kalau kita melihat angkanya, World Bank kan memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia itu mengalami kontraksi hingga -5% artinya itu disebabkan oleh sumbangsih kontraksi yang sangat besar yang terjadi di negara-negara maju, di negara besar seperti AS dan China. Sementara kita, menurut World Bank hanya 0% berarti itu kinerja yang cukup baik,” tegasnya.
Namun, menurut Piter masalah kontraksi ekonomi ini tidak perlu diambil pusing. Pemerintah diminta fokus untuk mencari solusi terbaik agar ekonomi Indonesia segera pulih pasca pandemi ini. Bahkan kalau bisa tumbuh 6-7% di tahun mendatang.
“Kita tahun ini -2% misalnya seperti yang kami di CORE perkirakan, kalaupun kita -2% yang menjadi fokus kita adalah berapa kita akan tumbuh pada 2021. Lebih baik kita -2% tapi kita bisa tumbuh 6-7% pada 2021. Ketimbang kita bisa menahannya di level 0% tapi di tahun 2021 kita tidak bisa bangkit, kita cuma bisa tumbuh 1-2% itu menurut saya ini yang justru harus kita hindari,” pungkasnya.
Sumber : Detik.com
