Vitamin D dan D3, Apa Bedanya?

0
1703

TNews, LIFESTYLE – masa pandemi, konsumsi vitamin diyakini dapat mendukung   sistem imun tubuh. Vitamin D dan D3 misalnya, menjadi vitamin yang kini banyak dicari masyarakat.

Tapi sebenarnya, vitamin D dan D3 sama atau tidak, ya? Adakah perbedaan dari keduanya? Moms, yuk, simak penjelasannya di sini.

Adakah Perbedaan Antara Vitamin D dan D3

Sebelumnya perlu dipahami bahwa vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan memiliki peran penting dalam penyerapan kalsium dan kesehatan tulang. Selain itu, Single Care melansir, vitamin D juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

Lalu, darimana kita bisa mendapatkan vitamin D?

Sebenarnya, vitamin D itu dapat dengan mudah Anda dapatkan secara gratis alias cuma-cuma saat berjemur di pagi atau siang hari, Moms. Diketahui bahwa sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin D yang bermanfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan tulang.

Tak hanya itu, vitamin D yang terdapat dalam sinar matahari juga berfungsi untuk menjaga sistem pernapasan.

Dokter Spesialis Anak, dr. Fransisca Handy, SpA, menyarankan agar Anda, anak, maupun anggota keluarga di rumah dapat berjemur di antara jam 10.00 (pagi) dan 14.00 (siang) untuk mendapatkan vitamin D. Anak-anak dan orang dewasa dianjurkan untuk berjemur selama 15-20 menit saja sehari dan bayi disarankan hanya 5 menit saja.

Tak hanya dari berjemur, vitamin D juga dapat diperoleh dari beragam jenis makanan, seperti ikan salmon, tuna, keju, jamur, kuning telur, udang, hingga susu.

“Pastikan ada karbohidrat, lauk hewani, dan lauk nabati yang semuanya dimasak dengan cara sehat. Buah dan sayur dalam jumlah yang cukup tiap kali makan,” kata dr. Fransisca saat dihubungi kumparanMOM belum lama ini.

Dokter yang berpraktik di RS Siloam Lippo Village, Karawaci, Tangerang kembali menjelaskan bawa vitamin D3 merupakan bentuk alamiah yang dibentuk tubuh di kulit ketika terkena sinar matahari.

Menurutnya, vitamin D3 ini lebih efektif untuk meningkatkan vitamin D. Vitamin D3 juga dapat ditemui dari sumber hewani, seperti minyak ikan, hati, dan kuning telur.

Terkait vitamin D dalam bentuk suplemen, dr. Fransisca menjelaskan bahwa anak boleh-boleh saja mengonsumsinya. Tapi, ini harus kembali lagi sesuai dengan rekomendasi masing-masing dokter. Terlebih bila anak memang positif COVID-19 atau terkonfirmasi memiliki riwayat kontak erat dengan seseorang yang positif COVID-19, Moms.

“Penggunaan suplementasi pastikan dengan dokter anak masing-masing agar sesuai dengan rekomendasi resmi dari organisasi profesi,” tutupnya.

Sumber : Kumparanmom.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.