Refleksi Politik Pilwako, Antara Undangan ‘Ba calon’ dan Saldo Rekening

0
76
Konni Balamba

TNews, OPINI – Pada hari ini, Selasa, 7 Mei 2024 sekitar pukul 2 siang, saya sekali lagi menerima undangan dari salah satu partai politik di Kotamobagu, yaitu Hanura. Kali ini, undangan datang dari pengurus DPC Hanura Kotamobagu, Bapak Tenny Pudul, yang meminta saya untuk kembali berpartisipasi dalam partai Hanura dengan mendaftar sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota untuk periode 2024.

Tidak bisa dipungkiri, ini bukanlah pertama kalinya saya mendapatkan undangan serupa dari Hanura. Sebelumnya, pada tahun 2017, saya telah menerima undangan yang sama. Pada saat itu, saya merespons undangan tersebut dengan mendaftar sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Kotamobagu untuk periode 2018.

Namun, realitas politik ternyata tidak selalu sejalan dengan harapan. Meskipun nama saya telah diajukan ke DPP Partai Hanura, saya tidak diakomodir. Alih-alih, SK dari DPP Hanura justru diberikan kepada Tatong Bara.

Sekarang, di tahun 2024, undangan dari Hanura kembali datang. Namun, seperti pepatah yang mengatakan, “saldo rekening kosong.” Mungkin inilah ironi dalam politik lokal, diundang berkali-kali namun akhirnya kalah bersaing dari segi isi saldo rekening.

Meskipun demikian, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Hanura Kotamobagu yang dipimpin oleh politisi handal, Agus Suprijanta, atas penghargaan yang diberikan dengan mengundang saya untuk berpartisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa Partai Hanura adalah partai yang demokratis dan terbuka untuk siapa saja.

Namun, peristiwa ini juga menjadi refleksi bagi kita semua tentang realitas politik di Kotamobagu dan mungkin juga di banyak daerah lainnya. Politik bukan hanya tentang undangan dan partisipasi, tetapi juga tentang dinamika kekuasaan, interaksi antaraktor politik, dan realitas yang terkadang tidak selalu sesuai dengan harapan.

Saya berharap bahwa kedepannya, politik lokal dapat menjadi lebih inklusif dan transparan, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan berkontribusi tanpa harus terkekang oleh kepentingan tertentu. Itulah esensi dari demokrasi yang seharusnya kita perjuangkan. (**)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.