Sebelum Dapat Sindiran Puan di Acara PDIP, Ganjar Pranowo Temui Mega

0
518

TNews, POLITIK – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo sempat menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sehari sebelum Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyindir ‘pemimpin medsos’. Sebelumnya, Puan menyindir pemimpin yang hanya hadir di media sosial (medsos) saat memberikan pengarahan kepada kader PDIP di Jateng jelang Pemilu 2024 di Semarang pada Sabtu (22/5). Pertemuan Ganjar dengan Megawati itu sendiri diketahui dari video yang diunggah seniman Djoko Susilo lewat akun Instagram miliknya, @djokosusilo_painting, Sabtu (22/5). Dalam video tersebut terlihat Ganjar menemui Megawati di Jakarta untuk mengantarkan lukisan karya Djoko.

“Pak Djoko lukisan sudah diterima ibu. Ibu senang banget gambar anaknya ceria-ceria. Monggo, Bu, ke Pak Djoko bu, pesan apa, Bu?” kata Ganjar dalam video itu, Senin (24/5). Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto serta Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat telah dihubungi untuk mengonfirmasi sekaligus meminta penjelasan perihal pertemuan Ganjar dengan Megawati itu. Namun, dua politikus PDIP itu belum memberikan konfirmasi hingga berita ini diturunkan. Ganjar sendiri membenarkan pertemuan dengan Megawati itu. Menurutnya, pertemuan itu berlangsung untuk mengantarkan lukisan karya Djoko sekaligus silaturahmi. “Silaturahmi halal bi halal , iya sama nganterin lukisan tentang keceriaan anak-anak.

Bu Mega bilang, saya pengen melihat masa depan anak-anak khususnya perempuan yang menatap Indonesia dengan mata berbinar-binar dengan senyum lebar, jadilah lukisan itu terus saya halal bi halal, wis ngono tok, rak usah di kait kaitke karo liyane,” ucap Ganjar di kantornya, Senin (24/5). Hubungan ganjar dengan sejumlah elite PDIP tengah menjadi sorotan setelah Ganjar tidak diundang untuk menghadiri acara pengarahan dari Puan kepada kader PDIP di Jateng jelang Pemilu 2024 di Semarang pada Sabtu (22/5). Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengaku tak mengundang Ganjar karena alasan tak simpatik dengan Ganjar yang terlihat ambisius ingin maju sebagai calon presiden (capres) pada 2024. Puan juga sebelumnya sempat menyindir sosok yang pemimpin yang hanya terkenal di media sosial. Menurutnya pemimpin sebaiknya juga dikenal di dunia nyata oleh para pendukungnya. Puan tak menyebut nama siapa yang disindirnya ini.

Capres Urusan Mega

Terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa penetapan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung PDIP merupakan hal prerogatif Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. “Terkait 2024, mengingat Kongres V Partai telah memberikan kewenangan pada ketua umum partai, berupa hak prerogatif untuk menetapkan capres dan cawapres pada Pemilu 2024,” kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/5). Ia menerangkan bahwa pilihan terbaik partai saat ini bagi seluruh kader di seluruh jajaran adalah melakukan konsolidasi secara menyeluruh menyangkut aspek ideologi, politik, program, kader, dan konsolidasi sumber daya.

Menurutnya, konsolidasi ideologi agar bangsa Indonesia semakin kokoh dengan Pancasila dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa, sehingga Presiden RI mendatang tidak dibebani oleh persoalan-persoalan itu. “Atas dasar hal tersebut, maka konsolidasi tiga pilar partai wajib diadakan secara lebih terstruktur, sistematis dan masif. Struktural Partai, kepala daerah, dan wakil kepala daerah, serta pimpinan legislatif bersama-sama berjuang dalam spirit gotong royong untuk rakyat. Semua wajib pro aktif sebagai kader partai,” kata Hasto. Hasto juga meminta kader untuk merapatkan barisan. Ia berkata, banyak pihak yang sudah melakukan dansa politik untuk 2024.

Menurutnya, kader PDIP tak boleh memberikan peluang kepada siapapun dari luar PDIP untuk memecah belah kekuatan PDIP. “Partai dengan memberikan hak prerogatif kepada Ketua Umum Partai telah berhasil mengantar Pak Jokowi sebagai Presiden, dan kini memasuki periode kedua untuk Indonesia yang lebih maju,” ujar Hasto. “Terus bergerak ke bawah bersama rakyat, sehingga ketika tiba momentum politik bagi Ibu Megawati untuk mengambil keputusan, seluruh kader partai telah mengakar dalam semangat kolektivitas untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia,” imbuhnya.

 

Sumber : cnnindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.