Mahasiswa IAIK Tutup Kelas Anthon Cs di Gedung Al-Hasan

0
233

TNews, KOTAMOBAGUMahasiswa Insitut Agama Islam Kotamobagu, kembali menggelar aksi di gedung Al-Hasan samping Polres Kotamobagu, Selasa (30/09/2020).

Pasalnya tempat tersebut dijadikan kelas tersendiri oleh mantan rektor IAI Kotamobagu, Drs Hi Anthon Mamonto MA.

Ini dilakukan mahasiswa, karena sehari sebelumnya sudah memberikan waktu kepada Anthon Cs agar menghentikan seluruh aktivitas di tempat itu, namun kenyataannya masih tetap melaksanakan kegiatan.

Dosen-dosen Anthon cs oleh mahasiswa dipersilakan pulang rumah, kemudian menutup tempat itu, dengan pemberitahuan “Tempat ini Ditutup! Kampus IAIK hanya di Jln Johny Suhodo, samping Gedung Bobakidan’.

Dalam aksinya mahasiswa sempat bersitegang dengan salah satu dosen rekrutan Anthon Cs. Namun dengan cepat pihak kepolisian mengamankan, sehingga suasana kembali kondusif.

Presiden BEM IAI Kotamobagu, Hendratmo Damopolii menuturkan, dalam aksi Senin (29/09/2020), mahasiswa sudah mewarning pihak Anthon cs untuk menutup tempat itu, tapi tidak diindahkan.

“Sejak awal kampus IAIK itu ada di samping gedung Bobakidan, tidak ada di tempat lain,” tegas Hendratmo.

Lanjut Hendratmo, seluruh mahasiswa akan tetap memantau gedung Al-Hasan, atau tempat lainnya yang kemudian menggunakan nama kampus IAIK.

“Kalau ingin mengajar datang saja ke kampus IAIK di Jalan Johny Suhodo. Toh seluruh mahasiswa ada di kampus ini, ngapain harus buka kelas di tempat lain,” ujar Hendratmo.

Sebenarnya kata Hendratmo mahasiswa tidak menginginkan hal ini harus terjadi kepada mantan rektor.

“Kami mahasiswa sangat menghargai beliau pada awalnya, banyak cara sudah kita lakukan, yakni audience dengan beliau, sampai kami mengundang yayasan namun tidak pernah dihargai. Bahkan secara terang-terangan mantan rektor ingkari janjinya kepada kami saat audience lalu, ini yang memicu kemarahan mahasiswa,” terang Hendratmo.

Disamping itu kata Hendratmo, Anthon cs mulai melakukan pengancaman kepada seluruh mahasiswa yang tidak mendaftarkan kembali di gedung Al-Hasan.

“Dalam surat edarannya, kami diancam jika tidak daftar lagi, akan dinonaktifkan di Emis dan PDDikti. Apakah belum cukup kezoliman pihak Anthon Mamonto, yang membiarkan kami tidak terlapor di PDDikti selama 4 semester kemudian coba menakuti kami lagi dengan hal yang murahan sepert ini?,” tegas Hendratmo.

Diketahui, username dan passord PPDIKti ternyata sudah dikantongi oleh yayasan dan tidak pernah diserahkan ke rektorat. Akhirnya  data mahasiswa tidak pernah  terinput di PDDikti selama 4 (empat) semester.

Data mahasiswa baru berhasil diinput saat DR chan Muliadi Mokodompit terpilih menjadi rektor dan melayangkan surat serta datang langsung ke Jakarta, di bagian PDDikti.

Dengan permohonan itu, akhirnya IAIK diberikan waktu selama dua minggu untuk menginput data mahasiswa yang ketinggalan itu.

Sedikit Kronologi

Asbab Anthon Mamonto Membuat Kelas Baru.

Diketahui Anthon Mamonto yang tak lain adalah mantan politisi, mulai melakukan gerakan-gerakan yang membuat geram mahasiswa, saat tidak terpilih lagi sebagai Rektor IAIK, pada Juni 2020 lalu.

Anthon Mamonto kalah bersaing dengan rival-rivalnya, yakni DR Muharto S Pdi M Si, DR chan Muliadi Mokodompit SE M Si, dan Dra Nulin Mokoagow MM.

Anthon Mamonto tidak lagi melanjutkan ke tahapan penyampaian visi dan misi saat proses pemilihan rektor lalu. Dirinya hanya mengikuti fit and propertest, oleh para panelis, diantaranya Fauzi Permata SE, Direktur Radar Bolmong, Fahmi Gz Gobel S Kom, mantan Ketua KPU Bolmong, Drs Zainul A Lantong, Ketua Aliansi Adat Bolaang Mongondow (AMABOM) Raya dan Allie Anthonie S Ag M Pd, Akademisi.

Pada proses itu, Dra Nulin Mokoagow MM hanya bisa lolos sampai penyampaian Visi dan Misi, dan kemudian tersisa dua calon yang kemudian diusulkan ke yayasan.

Saat pemilihan 27 Juni 2020,  DR chan Muliadi Mokodompit SE M Si, berhasil unggul dari calon lainnya yakni DR Muharto S Pdi M Si.

Tak lama usai pesta demokrasi di kampus tersebut, oleh BEM dan Senat Mahasiswa IAIK, mengundang Anthon Mamonto untuk audience.

Dalam pertemuan ini Anthon mengaku sudah tidak ingin lagi jadi rektor dikarenakan faktor usia dan mengakui DR chan Muliadi Mokodompit SE M Si, sebagai rektor baru, namun harus tetap menunggu SK ditandatangani oleh Ketua Yayasan Darul Muttaqin, yakni Ervan Mamonto SH MH, anak kandung dari Anthon Mamonto.

Terkait SK, pihak rektorat pun kemudian berupaya menghubungi Ketua Yayasan,  namun sulit, sehingga memutuskan untuk menemuinya langsung di kediamannya di Jakarta 23 Juli 2020, namun sehari sebelumnya masih ke Kopertais di Makassar untuk melaporkan hasil pemilihan rektor.

Upaya yang dilakukan rektorat untuk menemui Ketua Yayasan tidak membuahkan hasil karena sudah dicoba dengan berbagai cara, namun terkesan Ervan Mamonto menghindar dan sulit ditemui.

Gerakan Anthon Mamonto mulai Sebar Isu ke Publik.

Tak lama setelah audiencenya  dengan mahasiswa, di mana dia mengakui proses terpilihnya rektor baru dan tak lagi menginginkan jabatan itu dengan alasan faktor usia, Anthon Mamonto mulai menyebarkan isu ke publik, bahwa dirinya masih rektor, dan kampus IAIK sudah berpindah ke Gedung Al-Hasan samping Polres Kotamobagu.

Bersama dengan orang-orang rekrutannya yang mana diantaranya langsung didaulat menjadi Wakil Rektornya, Anthon cs mulai  melakukan aksinya.

Dari mengedarkan surat-surat yang diklaim dari Kopertais (surat ini sudah mendapat klarifikasi langsung oleh Kopertais sendiri ke Rektorat IAIK, bagaimana proses hingga keluarga surat tersebut, ternyata dimanfaatkan Anthon secara sepihak) sampai pesan whatsapp ke mahasiswa dan dosen, hingga naik turun rumah mahasiswa untuk melakukan provokasi (sasaran mahasiswa baru yang belum tahun sejarah perjalanan IAIK).

Bahkan tidak ketinggalan, salah satu Wakil Rektornya yakni Rusli Mamonto, yang tak lain menjabat juga sebagai Pengawas SMA/SMK, diduga memanfaatkan jabatannya itu, untuk mengundang para kepsek hadir di Al-Hasan, dengan dalih rapat pendidikan.

Rusli Mamonto juga tertangkap tangan oleh para mahasiswa senior, saat coba mendatangi salah satu rumah mahasiswi di malam hari.

Sontak hal tersebut langsung dilapor ke Diknas Provinsi Sulut oleh BEM, karena dinilai seharusnya sebagai orang yang mengerti pendidikan harus tampil netral memberikan masukan positif, bukan menjadi yang terdepan memprovokasi mahasiswa dan orang tuanya.

Gerakan Anthon Mengganti Pengurus Yayasan.

Karena merasa Yayasan Darul Muttaqin dan kampus IAIK adalah milik keluarganya, sehingga sewatku menjabat Rektor, banyak kebijakan secara sepihak yang dilakukan Anthon Mamonto, tanpa mengikuti statuta kampus yang telah dibuat bersama.

Diketahui, sedikit sejarah yayasan yang menaungi IAI Kotamobagu, pada tahun 2017, terjadi polemik di internal kampus, yang mengakibatkan IAIK terpecah dua kubu, yang kemudian yayasan Al-Kautsar yang menaungi kampus pada saat itu diserahkan ke Muhammadiyah, sehingga kubu yang satu telah berdiri menjadi kampus mandiri yakni IAIM.

IAIA kemudian berubah menjadi IAIK, pada saat itu tidak ada lagi payung hukum yang menaungi. Senat akademik adalah satu-satunya representasi kampus pada saat itu.

Maka oleh Kopertais diminta untuk segera mengadakan yayasan yang menaungi IAIK. Maka dibentuklah yayasan Al-Fath dengan pendiri:

  1. Drs H Muh Anthon Mamonto MA yang diwakili anaknya Ervan Susilo A Mamonto.
  2. Muliadi Mokodompit SE M Si, yang diwakili anaknya Putri Mega Wijayanti Mokodmpit.
  3. Hidayat S Mokoagow SH MH
  4. Djena Lomamay S Kep
  5. Drs H Zainul Armyn Lantong
  6. Urief Hassan SE MM dan
  7. Suryadi Baso SP ME.

Namun pada saat itu karena terdesak dengan waktu dan SK Kemenkumham yayasan Al-Fath belum keluar, sehingga solusinya mencari yayasan sementara yang akan menaungi IAIK, sampai yayasan Al-Fath siap sepenuhnya untuk digunakan.

Disepakati awal Yayasan Karya Fajar Mandiri, namun menurut laporan dari Hi Anthon Mamonto MA, pengurus yayasan ini tidak mau jika hanya digunakan sementara.

Akhirnya yayasan Darul Muttaqin disepakati untuk menaungi sementara IAI Kotambagu, dengan Ketua Ervan Mamonto SH MH, dan Putri Mega Wijayanti Mokodompit sebagai Sekretaris.

Kesepakatan pinjam pakai sementara ini, dibuktikan dengan surat kesepakatan dari senat akademik dan surat peryataaan yang telah ditandatangani bersama.

Ini pun kembali diperjelas oleh salah satu pembina yayasan, Suryadi Baso SP ME, saat pertemuan dengan mahasiswa dan rektorat IAIK beberapa waktu lalu.

Namun pada perjalanannya, secara sepihak Sekretaris Yayasan diganti, tanpa melaui prosedur yang seharusnya, sebagaimana yang diatur dalam UU yayasan.

Anthon Mamonto pun mengklaim dia masih rektor, dan sudah di SK kan lagi oleh yayasan sampai tahun 2023, tanpa melalui rapat pengurus yayasan dan mengikuti statuta kampus IAI Kotamobagu. 

Pihak Rektorat susah menghubungi yayasan.

Sejak ditetapkan Darul Muttaqin sebagai yayasan sementara untuk menaungi IAIK, belum pernah ketua menampakkan diri di kampus.

Dihubungi maupun dikirimi surat tidak pernah ada respon. Saat menjabat Rektor, semua surat atau dokumen yang akan dikirim ke Ketua yayasan, selalu diminta Anthon dengan alasan nanti dirinya yang akan menyampaikan, tapi tidak pernah membuahkan hasil.

Namun saat kepentingan Anthon, begitu mudahnya surat-surat dikeluarkan langsung dengan tanda tangan dari ketua yayasan.

Maka dari itu, tak salah jika mahasiswa saat itu sering menyebut Anthon Mamonto sebagai rektor juga sebagai yayasan.

Anthon Mamonto melaporkan Pihak Rektorat, dengan Dugaan Penyelewengan Anggaran

Saat Anthon Mamonto tidak terpilih lagi sebagai rektor, isu tak sedap mulai menyebar ke masyarakat, termasuk diantaranya sudah banyak anggaran yang digelontorkan pihak yayasan ke rektorat namun tidak ada kejelasan.

Dirinya pun mengadukan hal ini ke Polres Kotamobagu.

Namun saat pemeriksaan oleh kepolisian tidak sepersenpun uang yang masuk ke rekening bendahara.

Dalam kasus ini  terkesan Anthon sedang melaporkan dirinya sendiri ke Polres Kotamobagu.  Bukankah saat anggaran dikucurkan ia masih menjabat  sebagai rektor IAIK?

Terkait dengan hal ini, pihak rektorat bahkan BEM berupaya keras agar Yayasan bisa hadir langung untuk tabayyun, agar jelas benang kusutnya ada dimana, tapi tidak pernah mendapat respon.

 

Tim Totabuan News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.