Oknum Pejabat di Bolmong Raya Diduga Terlibat ‘Kapling’ Kawasan Hutan Lindung

0
567
ilustrasi
ilustrasi
ilustrasi

TOTABUANEWS, BOLSEL – Hasil identifikasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), diduga ada mantan pejabat tinggi di Bolaang Mongondow Raya (BMR), yang terlibat kapling lahan di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Lindung (HL) di wilayah Bolmong Selatan (Bolsel).

Diduga kuat, kapling lahan Negara ini terjadi di Desa Adow, Kecamatan Pinolosian Tengan (Pinteng) dan Desa Matandoi, Kecamatan Pinolosian Timur (Pintim). Sontak saja, kejadian ini membuat pihak Dishutbun Bolsel, menyesalkan keterlibatan orang-orang terpandang ini. “Apalagi pejabat di daerah, harusnya turut mensosialisasikan ke masyarakat tentang aturan yang sebenarnya. Bahwa yang namanya kawasan hutan, baik HPT maupun HL, tidak boleh ada kepemilikan kemudian secara serta merta dijadikan lahan perkebunan,” ujar Kepala Bidang Perlindungan Pengawasan dan Pembinaan (P3), Dishutbun, Djafar Ajab, Rabu (18/03) kemarin.

Akibatnya, karena kurangnya sosialisasi, sehingga menjadi alasan masyarakat, yang terlanjur membuka lahan di kawasan hutan tersebut. “Mereka mengira semua hutan sama, bebas dibuka menjadi lahan perkebunan. Dan ini sudah berlangsung lama. Ada lagi yang mengaku tidak merasa bersalah karena ada juga pejabat yang ikut membuka lahan di kawasan itu,” katanya.

Alhasil, kata Ajab, pemerintah sekarang yang kerepotan. “Lantaran pemerintah sebelumnya tidak optimal melakukan sosialisasi tentang peraturan kehutanan, akhirnya kita yang sekarang yang bekerja keras,” terangnya.

Karena itu, Bidang P3 Dishutbun Bolsel, tahun ini (2015, red) memprioritaskan program sosialisasi tentang peraturan kehutanan.“Perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa ada kawasan tertentu yang tidak bisa dijadikan lahan perkebunan. Masyarakat perlu memahami tentang status hutan,” ucapnya.

Informasi, diduga luas kawasan hutan (HPT dan HL) yang sudah berubah wujud menjadi lahan perkebunan di Kabupaten Bolsel mencapai ribuan hektar.“Seperti yang di Desa Adow dan Matandoi, rata-rata sudah menjadi kebun cengkeh. Ada yang masih terawat ada juga yang sudah tak terurus,” pungkas Ajab.

 

Marshal Datundugon

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.