TNews, SULUT – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memiliki areal hutan yang luas. Data yang diperoleh dari Dinas Kehutanan Daerah (Dishutda) Sulut, luas lahan hutan sebanyak 764.739 hektar (Ha), terdiri dari hutan lindung, hutan produksi, Hak Penguasaan Hutan (HPH), Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan Mangrove di wilayah pesisir. Kadishutda Sulut Rainier Dondokambey menjelaskan, untuk menjaga areal seluas itu, Dishutda dibantu 248 tenaga kerja sebagai polisi kehutanan. “Polhut terdiri dari 172 tenaga harian lepas dan 76 aparatur sipil negara. Mereka terbagi di UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) di seluruh kabupaten dan kota,” jelas Rainer, Kamis (3/6/2021).
Di sisi lain, khusus hutan bakau, data yang ada seluas 10.204 Ha berdasarkan Peraturan Penunjukan Kawasan Hutan tahun 2014 (Peta SK 734), dengan pesebaran;
-Kabupaten Bolaang Mongondouw 991 Ha
-Kabupaten Bolaang Mongondouw Timur 463 Ha
-Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara 1.527 Ha
-Kabupaten Bolaang Mongondouw Selatan 684 Ha
-Kabupaten Kepulauan Sangihe 554 Ha
-Kabupaten Kepulauan Sitaro 391 Ha
-Kabupaten Kepulauan Talaud 680 Ha
-Kabupaten Minahasa 341 Ha
-Kabupaten Minahasa Selatan 952 Ha
-Kabupaten Minahasa Tenggara 976 Ha
-Kabupaten Minahasa Utara 2.622 Ha
-Kota Manado 16 Ha
Mangrove-mangrove ini tersebar di 12 kota/kabupaten dengan kondisi yang beragam, mulai dari kritis, sangat kritis, tidak kritis dan potensial kritis. Rainer menjelaskan, kawasan hutan adalah kawasan yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan. Update data dilakukan kecuali ada revisi tata ruang, mungkin 5 tahun sekali atau dilakukan perubahan fungsi misalnya dari hutan lindung menjadi hutan produksi. “Itu dimungkinkan dengan syarat tertentu,” kata Rainier. Sementara peta hutan mangrove Sulut yang tertera pada SK 734 tahun 2014 tentang Penunjukan Kawasan Hutan, masih merujuk pada peta SK 452 tahun 1999 yang merivisi peta Belanda tahun 1932. “Belum ada update terbaru,” kunci dia.
Sumber : beritamanado.com
