Membaca Konstelasi Politik di Kotamobagu : Dinamika Antara Persaingan dan Kolaborasi

0
97
Wenny Gaib, Meiddy Makalalag, Nayodo Koerniawan

TNews, POLITIK – Dalam menyongsong Pemilihan Wali Kota, Kota Kotamobagu menjadi pusat perhatian dengan kehadiran tiga figure calon yang telah menonjol dalam lanskap politik lokal. Perdebatan dan ketegangan yang muncul di antara mereka tidak hanya menjadi gejala politik biasa, tetapi juga menandai arah politik yang akan diambil Kota Kotamobagu di masa mendatang.

Pertama-tama, hadirnya Meiddy Makalalag, atau yang akrab disapa “Mekal”, sebagai Ketua DPC PDIP Kota Kotamobagu, telah membawa perubahan signifikan dalam kursi PDIP di DPRD Kota Kotamobagu.

Dengan pengalamannya yang telah mengabdi selama empat periode di DPRD, suksesnya pada pemilihan 14 April lalu menunjukkan popularitas dan dukungan yang konsisten.

Kedua, mantan Wakil Wali Kota, Nayodo Koerniawan, yang juga merupakan tokoh yang didukung secara kuat oleh PDIP, menandakan kekuatan dan pengaruh yang dimilikinya dalam masyarakat.

Sementara itu, kehadiran tokoh muda dan tehnokrat, Dokter Wenny Gaib, membawa warna baru dalam persaingan politik. Dikenal dengan popularitas dan kekayaan finansial yang kuat, potensinya dalam menghadapi pemilihan wali kota diakui oleh banyak pihak.

Persaingan antara Mekal dan Nayodo nampaknya menjadi sorotan utama, terutama dalam merebut dukungan dari PDIP. Potensi kolaborasi antara Mekal dengan kader PDIP Dokter Haris Mongilong atau tokoh Birokrat Abdullah Mokoginta, serta prediksi Nayodo akan menggandeng Partai Hanura dan Golkar, menandai dinamika politik yang menarik.

Namun, peran PDIP sebagai pengatur arah politik akan menjadi penentu utama dalam memengaruhi aliansi dan strategi calon lainnya.

Peluang bagi Partai Nasdem untuk berkolaborasi dengan Mekal, jika PDIP harus menyerahkan SK ke tangan Nayodo apabila Mekal nekat lompat pagar maju di Pilwako.

Namun jika kondisi itu terjadi, Nasdem tentu harus menggaet partai lain juga, sebab kursi nasdem tak mencukupi jika mengusung paslon. Ini akan menjadi Posisi tawar bagi PPP dan Demokrat yang masing-masih hanya memiliki 1 kursi.

Sementara potensi kerjasama Dokter Wenny dengan PKB, menambah kompleksitas dinamika politik Kota Kotamobagu. Dokter Wenny bak Nona Manis yang jadi rebutan para figur untuk berpasangan.

Dalam menghadapi konstelasi politik yang semakin memanas, keputusan dan strategi dari masing-masing figure calon akan menjadi penentu arah politik Kota Kotamobagu ke depan. Persaingan yang menarik dan kolaborasi yang mungkin terjadi menjanjikan dinamika politik yang menarik untuk diikuti oleh masyarakat.

Penulis : Konni Balamba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.