Molor, Jokowi Ungkap Masalah Kereta Cepat Jakarta – Bandung

0
135
ilustrasi

TNews, NASIONAL – Dalam pembangunannya, proyek kereta cepat Jakarta – Bandung kerap menemui masalah, mulai dari permasalahan teknis pengeboran hingga geografis melewati tanah lempung. Hal ini membuat proyek ini dipastikan tertunda.

Dalam kunjungannya ke site konstruksi terowongan 2, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (17/1/2022), Presiden Joko Widodo mengatakan target operasi komersial dipastikan meleset dari Desember 2022, karena kendala pembangunan terowongan.

Sampai saat ini progres pembangunan kereta cepat itu sudah mencapai 79,9%, jika tidak ada aral melintang uji coba proyek itu akan dilakukan pada akhir tahun ini.

“Kemudian pada bulan Juni 2023 bisa kita operasionalkan,” kata Jokowi, Senin (17/1/2022).

Pembangunan terowongan 2 itu memang berjalan lambat, pasalnya harus melewati kondisi geografis tanah lempung yang sangat gembur. Sehingga gampang runtuh atau berpotensi menimbulkan pergerakan.

“Memang disini ada masalah yang harus kita selesaikan masalah teknis yang harus diselesaikan. Tapi dari keterangan yang ada di lapangan, Dirut KCIC juga pak Menko Marves memang berjalan dengan lambat,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal ini manajemen Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga mendatangkan ahli grouting dari China supaya bisa diselesaikan dengan cepat.

Sebelumnya pembangunan kereta cepat juga menemui masalah konstruksi. Dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Selasa (12/10/2022), Deputy Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menyatakan kondisi geografis pembangunan cukup menantang.

Dia mencontohkan satu terowongan yang mendekat ke arah Bandung juga tidak bisa ditembus, sehingga butuh peledakan yang malah menambah biaya proyek.

“Contoh ada satu tunnel yang mendekat ke arah Bandung, di dalam itu ada batu yang tidak bisa dibor jadi harus di blasting (peledakan) ini makanya terjadi pembengkakan biaya,” katanya.

Topik yang dibahas waktu itu memang mengenai pembengkakan biaya proyek yang diperkirakan mencapai US$ 1,6 miliar atau setara Rp22 triliun (kurs Rp14.100/US$). Kegiatan peledakan itu membuat biaya pun ikut bertambah.

 

Sumber : cnbcindonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.