Cerita Charles Manson dan Kegilaan Kultus Sesat ‘The Family’

0
379

TNews, SEJARAH – The Conjuring: The Devil Made Me Do It tidak hanya mengadaptasi kasus pembunuhan yang dipengaruhi kuasa gelap ke layar lebar. Film itu juga mengadopsi ketakutan terhadap satanisme dan hal-hal gaib yang dinarasikan dalam sekte Disciples of Ram (Murid-murid Domba). Kondisi ketakutan masyarakat akan satanisme tersebut sesungguhnya tercatat pernah terjadi di Amerika Serikat, tepatnya sekitar dekade ’60-an hingga ’80-an, dan dikenal sebagai satanic panic. Salah satu yang menyebabkan situasi kepanikan itu adalah keberadaan kultus Manson Family di California pada 1960-an. Kultus ini dipimpin musisi Charles Millie Manson yang memiliki riwayat beberapa kali mendekam di penjara.

Kasus yang paling dikenal dari Manson Family ini adalah pembunuhan aktris Sharon Tate pada Agustus 1969. Kala itu, empat pengikut Manson Family mendobrak rumah yang disewa pasangan selebritas Sharon Tate dan Roman Polanski. Mereka membunuh Tate yang sedang hamil delapan bulan, tiga temannya, dan seorang pemuda 18 tahun yang ditemui sebelum masuk ke rumah Tate. Bukan hanya itu. Usai membunuh Tate dengan kejam, keempat pelaku menggunakan darah aktris tersebut untuk menulis “PIG” di pintu depan. Tak puas, kelompok Manson Family juga membunuh pasangan kaya Leno dan Rosemary LaBianca hanya sehari usai menghabisi nyawa Tate dan tiga temannya. Mereka juga meninggalkan tulisan di pintu depan rumah LaBianca dengan darah para korban.

Pembunuhan tersebut membuat geger Los Angeles dan menimbulkan kepanikan. Betapa tidak, salah satu korban yang merupakan teman Tate, Wojciech Frykowski, ditikam lebih dari 50 kali dan ditembak dua kali. Penyidikan pun dilakukan besar-besaran. Hingga kemudian, pada Oktober 1969, sejumlah anggota Manson Family tertangkap polisi karena kasus pencurian kendaraan. Dari penangkapan tersebut, polisi kemudian mengetahui keberadaan Manson Family dan rencana gila mereka di balik pembunuhan Sharon Tate dan pasangan LaBianca. Charles Manson, pemimpin Manson Family, pada 8 Agustus 1969 diketahui memerintahkan salah satu pengikutnya yang bernama Charles ‘Tex’ Watson dan tiga anggota lainnya untuk ke rumah beralamat 10050 Cielo Drive dan membunuh siapapun yang ada di sana “sekejam mungkin”.

Rumah tersebut diketahui sempat ditempati oleh produser musik Terry Melcher yang pernah menolak memberikan kontrak rekaman kepada Manson. Pada musim panas 1969, rumah tersebut disewa oleh pasangan Sharon Tate dan Roman Polanski. Namun pada hari kejadian, Polanski tengah berada di Eropa dan meminta dua temannya menemani sang istri. Usai pembunuhan Tate terlaksana, Manson juga diketahui memerintahkan beberapa anggota kultus itu untuk mencari orang lain untuk dibantai. Mereka pun memilih rumah LaBianca yang dikenal sebagai petinggi toko grosir terkenal kala itu.

Crazy Charlie

Kegilaan Charles Manson bukan datang dalam semalam. Ia sejak remaja telah keluar-masuk penjara karena beragam kasus. Britannica mencatat, Charles Manson lahir pada 12 November 1934 di Cincinnati dari seorang perempuan berusia 16 tahun. Ayah kandung dari Manson tak pernah diketahui. Manson sempat tinggal bersama paman dan bibinya usai sang ibu dipenjara akibat perampokan bersenjata. Pada usia sembilan tahun, Manson menghabiskan sebagian besar hidupnya di panti asuhan atau di penjara atas kejahatan seperti pencurian kecil, perampokan bersenjata, dan perampokan mobil.

Di dalam penjara tersebut, dia diduga mendengar soal The Beatles dari radio yang diputar kala itu. Dari sanalah, ia kemudian berambisi menjadi musisi paling terkenal di dunia dan punya banyak penggemar. Namun di sisi lain, ia juga terobsesi menjadi orang paling penting. Hingga ketika dirinya keluar penjara pada 1967, dua tahun sebelum pembunuhan Sharon Tate, Manson pindah ke San Fransisco dan menarik anak-anak muda untuk membentuk sebuah kelompok kecil sebagai ‘pengikut’ dirinya. Pada 1968, ia pun ditasbihkan sebagai pemimpin ‘the Family’.

Britannica mendefinisikan ‘the Family’ sebagai “kultus agama komunal yang didedikasikan untuk mempelajari dan menerapkan ajaran agamanya yang eksentrik, yang diambil dari fiksi ilmiah serta psikologi okultisme dan daerah pinggiran”. Kasus pembunuhan Tate pun menarik perhatian banyak orang pada Charles Manson. Penangkapan Charles atau yang juga dipanggil Charlie ini membuat dirinya dari pimpinan kultus menjadi Crazy Charlie. Charlie sendiri sebelumnya pernah menyatakan tak ragu untuk menjadi Crazy Charlie apabila kembali ke balik jeruji besi. Hal itu disampaikan Leslie Van Houten, mantan anggota Manson Family, dalam sebuah wawancara pada 2013 saat menjalani hukuman penjara.

“Charlie mengatakan jika berada di penjara, dia akan mulai bertingkah seperti Crazy Charlie, menjadi aneh dan tidak masuk akal hingga pihak berwenang frustrasi dan membiarkannya pergi,” kata Leslie seperti dilansir History. Hal itu sudah ia lakukan sejak remaja. Di balik jeruji besi, Charlie dengan tubuh kecilnya sering berhadapan dengan narapidana yang jauh lebih besar. Karena terlalu kecil dan lemah untuk adu fisik, Charlie mengejutkan lawannya dengan ocehan-ocehan gila. Ocehan dan tingkah laku Charlie membuat teman satu selnya gelisah sehingga meninggalkannya sendiri.

“Bahkan di luar penjara dia terus menerus melakukannya,” kata Phil Kaufman mantan narapidana yang bertemu Manson di penjara pada pertengahan 1960-an. “Dia bisa berpura-pura tergantung ‘penontonnya’. Charlie mengatakan mudah baginya berubah dengan cepat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi,” kata Gregg Jakobson yang mengenal Manson karena persahabatannya dengan Dennis Wilson, drummer Beach Boy.

‘Second Coming’

Sebelum ditangkap dan diadili atas pembunuhan Tate juga La Bianca, Manson kerap menggambarkan dirinya sebagai Second Coming of Christ. Dia juga memprediksi dirinya bersama para pengikutnya akan menguasai dunia setelah Helter Skelter selesai. Helter Skelter merupakan salah satu lagu The Beatles yang kemudian diinterpretasikan Manson sebagai perang ras apokaliptik. Dalam persidangan, Manson dan para pengikutnya mengatakan pembunuhan, termasuk dalam kasus Sharon Tate, dilakukan untuk mempercepat perang tersebut. Banyak hal lainnya yang dilakukan Crazy Charlie dan dipertontonkan kepada dunia, seperti mengukir X berdarah di antara alisnya, menyerang hakim, memimpin pengikutnya untuk bernyanyi konyol, melolong, hingga dikeluarkan dari ruang sidang.

Menurut Leslie Van Houten bersama Susan Atkins dan Patricia Krenwinkel yang turut menjadi terdakwa atas pembunuhan Tate, hal itu sudah direncanakan sebelumnya. “Charlie dan kami akan bertemu setiap pagi dengan pengacara sebelum ke persidangan. Itu menjadi kesempatannya memberi tahu yang telah direncanakan,” kata Leslie. Pada April 1971, Manson bersama tiga pengikutnya itu dijatuhi hukuman mati. Namun pada Februari 1972, Mahkamah Agung California menghapus hukuman mati di negara bagian sehingga hukuman Manson secara otomatis berkurang menjadi penjara seumur hidup. Kendati demikian, mereka tak pernah berhenti menarik perhatian publik.

Pada September 1975, salah satu pengikut Manson Family yang bernama Squeaky Fromme mencoba membunuh Presiden Gerald Ford. Aksi itu gagal karena pistolnya tak berhasil ditembakkan. Charlie kala itu membantah terlibat dalam aksi tersebut. Namun banyak orang meyakini ia turut berpengaruh dalam rencana itu walau masih berada dalam jeruji besi. Ia pun terus mendekam di penjara hingga pada 1 Januari 2017 menderita gastrointestinal bleeding. Hal itu membuatnya dilarikan ke Mercy Hospital di Bakersfield dan kembali ke penjara pada 6 Januari. Namun, pada 15 November 2017, ia kembali dilarikan ke rumah sakit di Bakersfield. Manson pun dinyatakan meninggal pada 19 November karena serangan jantung akibat gagal pernapasan dan kanker usus besar.

 

Sumber : cnnindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.