Sejarah Adanya Hari Asyura

0
304

TNews, SEJARAH – Bulan Muharram 1442 H adalah bulan pertama dalam tahun baru islam. Keistimewaan Muharram salah satunya ada Hari Asyura.

Apa itu Asyura ?

Hari Asyura adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam Kalender Hijriyah. Sedangkan asyura sendiri berarti kesepuluh. Hari ini menjadi terkenal karena bagi kalangan Syi’ah dan sebagian Sufi merupakan hari berkabungnya atas kesyahidan Husain bin Ali, cucu dari Nabi Islam Muhammad pada Pertempuran Karbala tahun 61 H (680). Akan tetapi, Sunni meyakini bahwa Nabi Musa berpuasa pada hari tersebut untuk mengekspresikan kegembiraan kepada Tuhan karena Bani Israil sudah terbebas dari Fira’un (Exodus).

Menurut tradisi Sunni, Nabi Muhammad berpuasa pada hari tersebut dengan jumlah dua hari dengan tujuan menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani, dan meminta orang-orang pula untuk berpuasa.

Sejarah

Pada masa pra-Islam, ‘Asyura diperingati sebagai hari raya resmi bangsa Arab. Pada masa itu orang-orang berpuasa dan bersyukur menyambut ‘Asyura. Mereka merayakan hari itu dengan penuh suka cita sebagaimana hari Nawruz yang dijadikan hari raya di negeri Iran. Dalam sejarah Arab, hari ‘Asyura (10 Muharram) adalah hari raya bersejarah. Pada hari itu setiap suku mengadakan perayaan dengan mengenakan pakaian baru dan menghias kota-kota mereka. Sekelompok bangsa Arab, yang dikenal sebagai kelompok Yazidi, merayakan hari raya tersebut sebagai hari suka cita.

Keutamaan Pahala Puasa Asyura

Puasa Asyura bagi umat Muslim memang memiliki keutamaan yang sangat besar. Bahkan, Nabi Muhammad Rasulullah Shollallahu ’Alaihi Wa Sallam (SAW) pernah mengatakan Puasa Asyura paling utama setelah puasa Ramadhan:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim). Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW senantiasa menjaga hari 10 Muharram, termasuk dengan berpuasa.

Karena, puasa Asyuro memiliki keutamaan pahala yang besar.

…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu”. HR Muslim no. 1162/2746. Kemudian, Puasa Asyuro ini menjadi puasa yang paling dikenal masyarakat.

 Aisyah Radhiallahu ‘Anha (RA) berkata:

(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)

“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya”.

Bacaan Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasua

Tata cara melaksanakan Puasa Asyuro dan Puasa Tasua sama dengan ketika menjalankan puasa-puasa yang lainnya. Di awali dengan niat, kemudian dapat terlebih dahulu menjalankan ibadah sunnah sahur.

Niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin ‘an adâ ’i sunnatit tasû‘â lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”

Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin ‘an adâ ’i sunnatil âsyûro lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Namun, ketika menjalankan sunnah makan sahur maka sebaiknya membaca doa sebelum dan sesudah makan.

Doa Sebelum Makan dan Minum :

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Allaahumma barik lanaa fiimaa rozaqtanaa waqinaa ‘adzaa bannar. Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka”.

Doa Sesudah Makan dan Minum :

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ

Alhamdu lillaahil ladzii ath’amanaa wa saqoonaa wa ja ‘alnaa muslimiin. Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam”.

 

Sumber : tribunnews.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.