BKPSDM Kota Yogyakarta Gelar Diklat Inisiasi Inovasi Daerah, Pj Wali Kota : Inovasi Harus Jadi Solusi Permasalahan di Kota Jogja

0
77
Gambar : Pj Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo bersama para peserta diklat inisiasi inovasi daerah. Foto: Clementine Roesiani, (6/3/2024).

TNews, YOGYAKARTA – Sebagai langkah awal meningkatkan inovasi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot), Bidang Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) menyelenggarakan pelatihan dengan tema Pelatihan Inisiasi Inovasi Daerah Tahun 2024.

Definisi inovasi daerah sendiri adalah semua bentuk proses kegiatan atau pemikiran untuk menemukan sesuatu yang baru, yang berkaitan dengan input, proses, dan output, serta dapat memberikan manfaat pada penyelenggaraan pemerintahan daerah, baik tata kelola, pelayanan publik, maupun inovasi yang dapat berasal dari kepala daerah, anggota DPRD, OPD, ASN, dan masyarakat.

Pelatihan yang dilaksanakan 5-6 Maret 2024 di Abadi Hotel Malioboro Yogyakarta ini diikuti 26 OPD di lingkungan Pemkot. Pelatihan ini dirancang untuk membuka wawasan baru bagi para pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta.

Gambar : Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan diklat Inisiasi Inovasi Daerah di Abadi Hotel Malioboro, Rabu (6/3/2024). Foto: Clementine Roesiani.

Pelatihan ini tidak hanya menjadi suatu kegiatan rutin, namun juga sebuah langkah besar untuk menginspirasi dan membimbing para Aparatur Sipil Negara (ASN) merangkul peluang inovasi. Pelatihan diikuti secara luring dan daring lewar link Youtube yang dilihat kurang lebih 100 orang peserta.

Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo yang menjadi salah satu narasumbernya mengatakan, inovasi adalah terobosan, perubahan, ide, gagasan, pembaruan. Inovasi itu solusi atas perbaikan proses yang ada.

“Kalau ada inovasi yang kemudian malah menjadi ribet, ruwet atau berbelit-belit, itu bukan inovasi. Inovasi itu kuncinya bakal lebih cepat, lebih murah, bermanfaat, ada perbaikan di sistem, mudah dan lain sebagainya.”

“Inovasi juga tidak harus berangkat dari nol. Istilah yang sering dipakai adalah ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Di level nasional kita berada di peringkat ketiga. Penghargaan bukan tujuan kita, tapi penghargaan itu bisa menjadi kalibrasi atau menjadi bahan rujukan bahwa apa yang kita lakukan sudah sesuai dengan yang seharusnya dilakukan.”

“Intinya kalau ingin bekerja secara lebih efektif dan kemudian membantu pekerjaan menjadi efisien lakukan inovasi. Inovasi tidak selalu berhubungan dengan teknologi.”

Lebih lanjut Singgih menyampaikan, pada tahun 2023, Pemkot Yogyakarta telah menerima penghargaan Innovative Government Award (IGA) kategori Kota Sangat Inovatif dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Tumbuhnya inovasi diharapkan benar-benar menjadi solusi permasalahan daerah dan menghasilkan nilai tambah. Untuk itu kami terus mendorong peningkatan kualitas inovasi. Kami terus mendorong peningkatan kualitas inovasi. Penghargaan bukan tujuan utama Pemkot.”

“Tujuan utamanya adalah bagaimana melakukan inovasi untuk tata kelola pemerintahan yang adaptif, dinamis, dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” tambahnya.

Singgih berharap, hasil pelatihan ini nantinya dapat diperoleh peningkatan kualitas inovasi yang dapat menjadi solusi permasalahan di Kota Yogyakarta.*

Peliput : Clementine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.