WJNC #8 Tahun 2023 Siap Digelar, Angkat Tema Pandawa Mahabhiseka

0
249
Gambar : Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko memaparkan rangkaian acara WJNC #8 dalam jumpa pers, Selasa (3/10/2023). Foto: Clementine Roesiani.

TNews, YOGYAKARTA – Event Wayang Jogja Night Carnival ke-8 (WJNC #8) Tahun 2023 akan digelar pada 7 Oktober 2023 di Kawasan Tugu, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Pangeran Diponegoro, dan Jl. Margo Utomo pada pukul 18.00 WIB, dan menjadi puncak rangkaian acara HUT yang ke-267 Kota Yogyakarta. Untuk ketiga kalinya, WJNC masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) adalah acara tahunan yang dilaksanakan secara rutin sejak pertama kali pada tahun 2016. Mengambil konsep karnaval jalanan (Art on the Street) yang menggabungkan dengan tema pewayangan. Penampilan ini melibatkan seni koreografi, busana, musik kontemporer dan permainan Lighting. Pada perkembangannya konsep karnaval berubah menjadi Street Art, dengan tidak meninggalkan unsur utama dari WJNC yaitu Tugu Jogja, kendaraan hias, wayang dan diadakan pada malam hari,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko dalam jumpa persnya Selasa (3/10/2023).

Tahun 2023 ini, WJNC mengangkat tema “Pandawa Mahabhiseka”, dimana cerita ini termasuk Carangan dalam Mahabarata yang diciptakan di era Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pandawa Mahabhiseka menceritakan tentang Ratu Kerajaan Parangwiduri, Ratu Sukmengkoro. Sang ratu memerintahkan Patih Surawati untuk meminta restu kepada Sang Hyang Bathara Guru yang ingin menguasai para raja yang ada di jagat raya. Namun, Bathara Guru tidak merestuinya, sehingga terjadi peperangan antara para dewa dengan Surawati beserta prajurit Raseksi.

Wahyu menambahkan, peserta karnaval berasal dari 14 kemantren yang ada di Kota Yogyakarta dan setiap kemantren mengusung penokohan wayang masing-masing.

Penokohan wayang yang diusung yaitu Bathara Guru dan Para Bidadari, Ratu Sumengkoro dan Prajurit Raksasa Putri, Resi Garuda Pancaretno dan Cantrik, Kresna dan Para Pandawa, Garuda Malihan, Punokawan, Klanthang Kenya dan Para Raksasa Putri, Srikandi Bathari Uma, Duryudono dan Surowati, Suling Wasiat, Kurawa, Larasati, Istri Pandawa, dan Para Dewa.

Tema ini memiliki filosofi kepemimpinan yang bijaksana, ungkapan suka cita dan tanda rasa syukur pada Tuhan YME. Melalui cerita ini kami mengajak masyarakat Jogja untuk senantiasa tangguh dalam menjalani dinamika kehidupan dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa dan mampu beradaptasi selaras dengan perubahan sosial dan perkembangan dinamika kepariwisataan, serta dapat selalu bersyukur di tengah tantangan yang dihadapi di era sekarang ini.

Kota Jogja adalah milik kita bersama, hal ini mengandung arti bahwa sudah selayaknya kita semua dapat turut serta menjaga ekosistem budaya untuk mewujudkan kesejahteraan dan kenyamanan.

Tema Pandawa Mahabhiseka dipilih tim kreatif WJNC mengambil dari cerita Mahabarata, dimana kebaikan yang menang dan akan bertahan dalam mengisi kehidupan. Filosofinya, setelah sekian tahun kita mengalami pandemi Covid-19 bersama-sama dan kita melaksanakan semua prosedur yang diterapkan pemerintah dari semua jasa pariwisata, seluruh elemen jasa masyarakat dan semua komponen masyarakat yang lain, pada akhirnya tahun yang ke-4 ini kita bisa lepas dari pandemi, kita harus peringati sebagai awal untuk mengisi pembangunan berikutnya.

“WJNC #8 kali ini diselenggarakan dengan konsep yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Harapannya, pengunjung dapat merasakan pengalaman yang tak terlupakan saat menghadiri atau menyaksikan WJNC #8. Salah satu inovasi utama adalah kehadiran WJNC Fest, yang bertujuan untuk membangun citra WJNC jauh sebelum acara utama berlangsung dan mengajak masyarakat untuk bisa berpartisipasi dalam rangkaian acara WJNC #8 ini. WJNC Fest adalah kegiatan yang mendukung WJNC itu sendiri. Bertujuan tidak hanya meningkatkan jumlah pengunjung yang hadir, tetapi juga berfungsi sebagai media promosi yang efektif,” terang Wahyu.

WJNC #8 diikuti lebih dari 800 peserta dari 14 Kemantren di Kota Yogyakarta, seniman profesional, pelajar, paguyuban Dimas Diajeng Kota Jogja, dan juga melibatkan lebih dari 800 personel kepanitiaan.

Adapun target kunjungan 50.000 orang yang hadir di lokasi dan 100.000 penonton online. WJNC tahun ini akan menggandeng komunitas kesenian, usaha jasa pariwisata, pihak swasta dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Sebagai penghargaan terima kasih yang setinggi-tingginya ditetapkannya Kawasan Sumbu Filosofis sebagai warisan budaya dunia pada awal September oleh UNESCO, harapan kami dari sektor pariwisata dengan penetapan ini nantinya akan banyak orang dari mancanegara dan domestik yang akan berkunjung ke Yogyakarta untuk melihat dari dekat yang oleh arsitek jenius waktu itu, Sri Sultan Hamengku Buwono I, membangun kotanya dengan berdasarkan filosofi kehidupan manusia dari lahir, berkarya, dan dipanggil pulang oleh Tuhan, dilukiskan dengan tata kota yang sampai sekarang masih bisa kita nikmati.

“Harapan kami ini bisa menambah daya tarik pariwisata Kota Yogyakarta sehingga siapapun yang melihat akan mendapat impresi yang baik selama berkunjung di Kota Yogyakarta dan akan merencanakan berkunjung kembali,” pungkasnya.*

Reporter : Clementine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.